PERSONA [ KIM NAMJOON ]

28. Lost

Where there is anger, theirs aleays pain underneath

- Eckhart Tolle -

🌿

Satu minggu

Dua minggu

Tiga minggu

Bahkan Saat ini sudah memasuki minggu ke empat, ku melalui hariku tanpa Youra. 

Tidak ada kabar sedikitpun dari gadis itu. Youra tidak menghubungiku.

Saat dia menjadi keras kepala akupun berkeras hati untuk tidak berusaha menghubunginya lebih dulu. Sekalipun aku rindu setengah mati tapi ku biarkan semua berjalan seperti ini.

Aku pikir mungkin Kami butuh waktu untuk menjernihkan pikiran kami masing-masing, begitulah caraku bertahan untuk tidak menghubunginya. 

Aku rindu, perasaanku padanya masih sama seperti sebelumnya. Hanya ego-ku sebagai pria yang keras kepala tidak ingin mengalah. Kadang aku ingin menghubunginya, tapi mengingatnya mungkin bersama Jimin membuatku muak, aku tidak akan mengiba-iba. Namun dilain sisi, aku pun tidak akan siap kehilangan Youra.

Entah kami masih sepasang kekasih atau tidak. Kadang aku frustasi memikirkannya. Aku sendiri masih menganggapnya kekasihku. Wanita yang ku cintai. Aku ingin tahu seperti apa hubungan ini akan berakhir. Aku tahu sikapku ini bodoh, aku merutuki diri sendiri saat aku menyadari sesuatu.

"Apa yang kau lakukan pada Kang Soomin?" Ibuku bertanya saat kami ada di meja makan.

Hari ini aku pulang ke rumah keluargaku, makan malam bersama ayah dan ibu juga kakek dan nenekku.

Ayahku adalah putra tunggal begitu pula dengan diriku. Kami keluarga minimalis, dalam segala hal. Kasih sayang yang kuterima sangat minimalis, sekalipun aku putra dan cucu satu-satunya. Setidaknya aku adalah putra dan cucu syah satu-satunya. Diluar itu ayah punya anak lainnya yang tidak di akui oleh kakek dan nenek. Seorang adik dari hasil hubungan gelapnya dengan mantan kekasihnya, kakek menentang keras hubungan itu, dialah yang paling berkuasa dirumah ini.

"Benar kau punya kekasih Namjoon-ah?" Tanya Nenek ku, diantara yang lain hanya beliau yang paling menyayangiku.

"Dia gadis miskin murahan, tidak bisa dibandingkan dengan Soomin." ibuku berkata dengan nada sinis, dia merendahkan Youra.

Ku taruh sumpitku dengan kasar mendengar ucapan dari ibuku itu.

"Dia bukan gadis murahan!" Geramku marah, aku tidak suka ada siapapun menghina Youra, termasuk ibuku.

"Bukankah dia berselingkuh darimu?"

"Benarkah?" Nenekku bertanya

"Dia tidak melakukan itu! Youra bukan gadis seperti itu." Aku berkata dengan sangat yakin, entah bagaimana saat ini aku sangat meyakini hal ini.