#26

1.6K 96 3
                                    

HAPPY READING 🍕
.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.


.


Tit... Tittt....Titt

suara Elektrokardiogram memenuhi ruangan bernuansa putih dan berbau obat-obatan yang menyengat indra penciuman.

seorang gadis bernama Rose, sudah berbaring selama seminggu diatas brankar tanpa mau membuka matanya.

pagi, pukul 7 lewat 15 menit, seorang laki-laki remaja masih setia berada disamping brankar menemani gadisnya. Gavin, sudah selama 3 hari berturut-turut ia membolos sekolah demi menemui kekasihnya yang ia harap segera membuka matanya.

terkadang setelah bel istirahat pertama, Gavin memilih untuk keluar sekolah dan menuju rumah sakit menemui Rose. Ia ingin berada disamping gadisnya selama 24 jam.

"sayang....bangun, aku kangen liat kamu yang selalu senyum." lirihnya.

Gavin menggenggam tangan Rose yang tidak di infus dan sesekali ia menciumnya.

Setelah selama 4 hari Rose dalam pengawasan medis dan tidak boleh dijenguk, akhirnya Gavin lega karena ia bisa berada disamping gadisnya.

ceklek.

Pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok pria paruh baya yang berwibawa.

"jangan jadikan Rose sebagai alasan kamu untuk membolos sekolah, nak." ujar Xavie lembut tapi tegas.

"saya yang mau om, saya selalu merasa khawatir jika berjauhan dengan Rose." balas Gavin tanpa mengalihkan pandangannya dari Rose.

"kamu tidak usah khawatir, nak. Disini banyak yang jagain Rose, setelah kamu pulang sekolah kamu boleh kesini menjenguk Rose sampai malam, asal kamu tidak lupa dengan kewajiban kamu sebagai seorang siswa dan seorang anak." tutur Xavie dengan menepuk pelan bahu Gavin.

huft

"yasudah, hari ini saya izinkan kamu menjaga Rose tapi besok kamu harus pergi ke sekolah, oke?"

ROSEANE [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang