[KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVAT LEBIH BAIK DI FOLLOW DULU🤍]
--_
Cerita ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis cantik yang memiliki riwayat penyakit Gagal Jantung, yang bernama Roseane Putri Saphire.
Gadis yang selalu ceria di hadap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAYAK NYA DI PART INI BAKAL BUAT KALIAN SENENG DEH😝
POKOKNYA HARUS VOTE!! TERIMAKASIH!!
-------------------------------------------------
"kak Gavin, kenapa tadi nggak jemput Zuy??" tanya nya dengan suara yang dibuat-buat.
Gavin tak ada niat untuk menjawabnya. Ia juga tak ada minat untuk bersama dengan gadis yang duduk di bangku sampingnya.
"isshh, kak Gavin kan Zuy ada disini kenapa liat keluar jendela mulu si?!" Zuyura mengaitkan tangannya pada lengan Gavin sambil bergelayut manja yang membuat lelaki itu muak oleh tingkah lakunya.
"pergi." singkat, padat dan jelas namun membuat Zuyura tercengang.
"kenapa si?! heran gue, perasaan gue nggak ada salah deh." Gadis itu berseru kesal, melawan tatapan tajam mata Gavin.
"gue nggak mau pergi, gue pengen disini, berduaan sama lo." Ketika Zuyura ingin menyandarkan kepalanya di bahu milik Gavin dengan segera lelaki itu berdiri dari duduknya dan hampir membuat Zuyura terjatuh.
"lo ga ngerti bahasa manusia?" mulut Zuyura menganga, menatap Gavin tak mengerti. Kenapa tiba-tiba lelaki itu menjadi sangat dingin pada dirinya??
"kak Gavin! kenapa la---"
"apa perlu gue ngomong pake bahasa binatang biar lo pergi dari kelas gue?!" ucapnya dengan tenang, tapi sangat menusuk di relung hati Zuyura.
Zuyura segera menormalkan suasana hatinya, ia akan melawan Gavin apapun yang akan lelaki itu ucapkan dirinya tak boleh kalah.
"gue nggak mau pergi." jawabnya angkuh yang masih duduk di samping bangku Gavin.
Gavin menatap gadis di depannya dengan garang. Sedangkan Zuyura masih terlihat santai dengan tatapan kearah papan tulis tanpa mempedulikan singa yang akan mengamuk disebelahnya.