#15

1.6K 115 15
                                    

Happy Reading 🦋



"jadi gimana dok keadaan putri saya??" tanya Xavie menuntut dengan raut wajah kekhawatiran.

Dokter yang bernama Abrar itu menghela nafasnya dengan kasar sehingga hembusan nafas dokter Abrar terdengar di telinga Xavie, Saphira dan Austin.

"kondisi Rose semakin memburuk Mr Xavie." dokter Abrar berusaha mengatakannya setenang mungkin namun jauh dilubuk hatinya dirinya sangat cemas terhadap keadaan gadis manis itu.

Bagaimana mungkin Abrar tega melihat keadaan Rose yang semakin hari semakin memburuk, Rose sudah menjadi pasien-nya selama 10 tahun dan Abrar sudah menganggap Rose sebagai adiknya sendiri.

Selama ini Abrar juga berharap bahwa ada keajaiban untuk Rose bisa sembuh total dari penyakitnya, dan Abrar juga bersyukur Rose bisa bertahan sampai sekarang walau dia harus menanggung lebih rasa sakitnya.

"saya akan menambahkan dosis pada obat Rose dan menambah jadwal rutin kemoterapi."

"tolong Abrar, selamatkan anak saya sembuhkan Rose secepatnya. Saya tidak tega melihat nya terus menerus harus menahan sakit sendirian." tangis Saphira pecah setelah mengatakan itu pada dokter Abrar. Xavie dengan sigap membawa Saphira kedalam pelukannya dan menenangkan sang istri.

"apa adik gue udah bisa di jenguk sekarang??" tanya Austin menatap lekat pada Abrar.

dokter Abrar menggelengkan kepalanya. "jangan dulu, tunggu keadaan dia membaik baru boleh kalian jenguk."

Austin mengepalkan kuat-kuat kedua tangannya serta kedua matanya terpejam erat, menandakan ia sedang menahan emosi sekaligus perasaan cemas.

"kalo begitu saya izin pamit Mr dan Mrs Xavie." Xavie hanya mengangguk sedangkan Saphira masih menangis di dalam pelukan Xavie.

"Rose pasti kuat, dia putri papa yang sangat kuat. Sebaiknya kita sekarang ke mushola dan minta doa yang terbaik buat Rose."

Mereka bertiga berjalan meninggalkan ruang rawat inap Rose. Xavie yang berjalan beriringan dengan Saphira dan Austin yang berjalan di belakang dengan kepala yang tertunduk.

****

Sebenarnya setelah Rose berjalan dengan Gavin tadi, tiba-tiba rasa sakit di dadanya muncul saat Rose ingin membuka pintu rumahnya. Rose yang tidak dapat menahan rasa sakit nya terjatuh pingsan di depan rumahnya.


Bertepatan dengan Austin yang baru saja pulang dari berkumpul dengan teman-teman nya ia kaget melihat adik kesayangannya pingsan didepan rumah dan tidak ada orang yang tau.

Austin berteriak dengan sangat keras dan membuat Xavie dan Saphira berlarian keluar rumah, setelah melihat apa yang membuat putranya berteriak seperti tadi membuat Xavie dan Saphira sama terkejutnya. Mereka memutuskan untuk membawa Rose kerumah sakit.

****

Di perjalanan pulang tiba-tiba Gavin merasakan tidak enak pada perasaannya. "ini gue kenapa si gelisah gini." ucapnya dengan tangan kirinya memegang dadanya dan tangan kanannya memegang setir mobil.

pikiran Gavin terus saja tertuju pada Rose saat perasaannya gelisah. ia memutuskan untuk mencoba menghubungi Rose tetapi nihil tidak ada jawaban dari gadis itu.

ROSEANE [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang