#53

1.5K 103 14
                                        



"eh, bener gak si rumor tentang Rose masuk rumah sakit??"

"kayaknya bener deh, kemarin gue gak sengaja denger Lili sama Rina pas di toilet lagi ngomongin Rose di rumah sakit gitu, terus katanya kondisi Rose kritis."

"WHAT?! Kritis?! Lu serius, Mir??" tanya Lala histeris pada Mirna teman sebangkunya.

"iya,La. Kasian banget kan Rose,..padahal dia gadis baik tapi cobaan hidupnya berat banget kayaknya."

"aneh gak si,Mir? Rose sering banget penyakit nya kambuh terus dia juga sering banget masuk rumah sakit udah kayak langganan banget Rose sama rumah sakit."

"nah, gue kadang juga mikir gitu La, apa jangan-jangan Rose punya riwayat penyakit yang gak bisa di sembuhin?? Apa selama ini Rose menyembunyikan penyakitnya dari orang lain,La??"

"hushh!! Jangan ngaco deh,Mir."

"ihh, gue gak lagi ngaco La. Bisa aja kan Rose selama ini menyembunyikan penyakitnya sama semua orang kayak si Tak Dong Kyung yang di drakor Doom at your service."

"terus maksud lo si Rose bakal ketemu sama Dewa kehancuran juga? Kayak Tak Dong Kyung ketemu sama Myeol Mang, gituu???"

Dengan polosnya Mirna menjawab, "iya,La gitu."

Sontak saja Lala langsung menoyor kepala Mirna dari samping. "yeeee itu mah lu nya aja yang kebanyakan nonton bu Tak sama mas Myeol Mang."

"eh tapi,La.."

"apa lagi?! Gue gak mau dengerin omong kosong lo, capek dengernya."

"kan Tak Dong Kyung ketemu dewa kehancuran yaitu si mas Myeol Mang, terus dewa kehancurannya si Rose siapa, La??"

Lala mendengus kesal. "mana gue tau, lu pikir gue yang nulis skenario hidupnya Rose?!"

"tapi gue tau La kayaknya,.."

Lala mengangkat sebelah alisnya. "siapa?"

"Gavin, La. Dia kan dewa kehancurannya si Rose."

Brakk...

Lala dan Mirna kaget karena ada seseorang yang menendang meja di belakang mereka. "anjirrr,. Lo tuh bi....kin,...i , eh Ga-Gavin hehehe." Mirna yang tadinya ingin mengomel ia urungkan saat tau pelakunya adalah Gavin.

Gavin menatap malas pada teman sekelasnya itu lalu ia pergi meninggalkan kelas, mumpung kelas lagi jamkos.

"hayolo,Mir. Gavinnya denger tuh HAHAHA!!!" lala tertawa puas saat melihat muka kelabakan Mirna.

****

Gavin sedang mencari seseorang untuk ia tanyakan sesuatu tentang Rose. Karena sedari tadi telinga Gavin panas sekali mendengar rumor bahwa selama seminggu ini Rose masuk rumah sakit lagi.

Gavin sudah berjalan berkeliling sekolahan tapi ia tak kunjung menemukan targetnya. Saat dirinya melewati perpustakaan tak sengaja ia melihat seorang gadis masuk ke dalam sana.

"kayaknya gue kenal sama postur tubuhnya." Gavin mengikuti gadis itu memasuki ruang perpustakaan. Sepi, itu yang Gavin lihat saat dirinya masuk ke dalam.

Gavin mengacuhkan sekitarnya karena yang ia cari adalah gadis tadi. Saat di lorong ketiga Gavin berhenti, ia tersenyum senang karena gadis itu benar targetnya.

Sebelum melangkah menghampiri nya Gavin melihat sekitar dalam perpustakaan memastikan bahwa gadis di depannya hanya seorang diri tanpa bersama sahabat-sahabatnya.

"Lili.."

Gadis itu menatap Gavin bingung bercampur takut, bukan karena apa tapi ia takut di tanyai tentang Rose lagi. Sedangkan dirinya sudah berjanji pada yang lain untuk tetap tutup mulut jika ada yang bertanya tentang Rose.

"Gavin, kenapa?" tanya Lili panik.

"gue mau tanya sam---"

"maaf, tapi gue ga bisa kasih tau kalo lo tanya tentang Rose. Karena gue udah janji buat tutup mulut."

"tapi Li, gue cuman butuh klarifikasi lo aja. Gue Cuma mau pastiin apa benar Rose masuk rumah sakit lagi, Li?" Gavin menatap memohon pada Lili agar mau memberi tahu nya.

Lili menutup mulutnya rapat-rapat, ia tak mau ingkar janji. "gu-gue ga tau, Vin." Saat Lili hendak pergi Gavin langsung mencegahnya dengan menghadang jalan Lili.

"lo bohong,Li. Gue tau lo sebenernya tau!! Pasti ada yang lo tutupin kan ke gue?! Apa sebenarnya yang lo dan teman-teman lo sembunyikan ke gue,Li?!! APA?!!!"

Gavin kelepasan, ia tak bisa mengendalikan emosinya. Untung saja saat ini di perpustakaan hanya ada mereka berdua saja terlebih tidak ada pengawas.

"gue ga tau Gavin! Berapa kali gue harus bilang, hah!" Gavin menggeram dan itu berhasil membuat Lili ketakutan.

"LILI..."

Gadis itu mencari arah suara yang memanggil nama nya. "Rava??" saat itu juga Lili berlari ke arah Rava dan bersembuyi di belakang Rava.

Gavin berdecih, sia-sia sudah semua. Lelaki itu menyalangkan tatapan tajam pada Rava begitu juga dengan Rava.

Setelahnya Gavin memilih pergi, karena ia sudah tak bisa memaksa Lili untuk memberi tahu nya. Namun, saat Gavin akan berbelok keluar dari lorong ketiga Rava membuka suara yang saat itu juga membuat Gavin tercengang mendengarnya.

"Rose emang ada di rumah sakit, gue ngasih tau ini ke lo karena gue ingat kita pernah jadi sahabat dulu. Dan lo stop buat nyari info tentang Rose ke Lili karena lo udah ga berhak buat tau tentang gadis yang udah lo sakitin selama ini, Vin.,.." Rava menjeda ucapannya, karena ia lelah saat berbicara panjang.

"...lupain Rose, karena lo sendiri yang udah buat Rose pergi dari hidup lo,Vin."

Setelah nya Rava menarik pelan tangan Lili untuk keluar dari perpustakaan meninggalkan Gavin yang merenungi ucapan Rava.

***

"Gavin, tunggu!!" seorang gadis berlari tergopoh-gopoh ke arah Gavin.

"Cyra? Lo ngapain??" Cyra, wajah gadis itu tampak ketakutan melihat sekitar. Dari gerak tubuhnya sepertinya ada yang ingin Cyra bicarakan pada Gavin.

"gue mau ngomong sesuatu ke lo." Ungkapnya.

"sesuatu??"

Cyra mengangguk singkat. "sesuatu yang nggak lo ketahui kebenaran nya." Gavin menatap lurus pada Cyra, menebak apa yang sebenarnya ingin gadis ini katakan.

"oke, ikut gue."






To be continue

.

.

.

Hai guys!! Ketemu lagi hehe,

Kalian nungguin ngga nih??

.

Singkat aja jangan lupa VOTMENT ya!!!

Thank u and see u!!!

ROSEANE [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang