"kak Avin, mana kakak antikna??" Kalaya berseru sebal karena ia sudah menunggu lama di depan rumah yang tak ia kenali.
"sabar Kalaya, bentar la—"
"kak Gavin!!" Gavin memberikan tatapan tajam pada perempuan yang berdiri di samping pintunya.
"lo lama banget si." Ketus Gavin.
"ma-maaf."
"cepet masuk!" saat perempuan itu ingin berjalan menuju kursi depan Gavin langsung berseru untuk tidak duduk di depan.
"lo duduk di belakang." Perempuan itu mengurungkan langkahnya. "kenapa? tapi Zuyura pengen duduk di depan."
"ada adek gue di depan."
"hah?! Adek? Kak Gavin bawa adek??"
Gavin menghela nafas jengah. "ce.pat.ma.suk, Zuyura."
"e-eh iya iya." Zuyura membuka pintu di belakang kemudi Gavin. Saat ia masuk ia dapat melihat seorang gadis kecil dengan paras kebule-an, cantik, akan tetapi gadis kecil itu menatap sinis pada Zuyura.
"who is she, kak Avin??" tanya Kalaya dengan matanya yang masih menatap tak suka pada Zuyura.
"kakak cantik." Gumam Gavin.
Saat itu juga Kalaya menatap horor kakaknya. "NO! Itu bukan kakak antik na Kalaya!"
"Kalaya, sama aja. Kakak itu juga cantik kan?? Mending Kalaya kenalan dulu sama kakaknya biar kenal, hmm?"
Kalaya mengalihkan tatapannya pada Zuyura. "she is not beautiful." kedua mata Zuyura membola, sungguh ia tidak menyangka oleh apa yang di ucapkan gadis kecil ini.
"dia sepelti tante-tante kak Avin, Kalaya ndak suka." Rengek Kalaya.
"what?! Gue?? kayak tante-tante?" geram Zuyura dalam hatinya.
"terus Kalaya mau nya apa??" Gavin harus sabar menghadapi tingkah adiknya, karena ia tak ingin membuat Kalaya menangis.
"Kalaya mau na kakak antik yang kemarin." Gavin menyembunyikan wajahnya di balik stir mobilnya. Ia bingung harus melakukan apa, tak mungkin juga ia menemui Rose.
"Kalaya, dengerin kak Avin, kakak cantik yang kemarin lagi ga bisa main, kakak cantiknya lagi ada urusan penting."
Raut wajah Kalaya berubah sedih. "yauda kalo gitu Kalaya mau pulang aja." Gadis kecil ini tertunduk sembari memainkan jari-jari kecilnya.
"oke, gimana kak Avin beliin Kalaya es krim yang di mall kemarin??" tawar Gavin.
Kalaya berpikir sebentar lalu ia menyetujui tawaran dari kakaknya.
****
Lembaran demi lembaran ia buka. Beberapa halaman sudah ia baca, kini sisa satu halaman terakhir dari novel yang bawa.
Suasana hatinya sedikit campur aduk saat menyelesaikan satu novel yang ia baca. Rose, meringkasi barang bawaannya, dimasukkan ke dalam totebag nya.
Sudah hampir satu jam lebih ia menghabiskan waktu di kedai es krim ini.
"sudah jam 4 sore." Gumamnya.
Ia beranjak untuk segera keluar dari kedai es krim ini. "terimakasih, kak." Ujar salah seorang pelayan perempuan pada Rose, gadis itu tersenyum untuk membalas ucapannya.
Di lain tempat Gavin menggendong Kalaya dan Zuyura berdiri di samping lelaki itu, mereka memasuki area mall terbesar di Jakarta. "ntar Kalaya ga boleh makan es krim banyak-banyak, oke??"

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSEANE [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVAT LEBIH BAIK DI FOLLOW DULU🤍] --_ Cerita ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis cantik yang memiliki riwayat penyakit Gagal Jantung, yang bernama Roseane Putri Saphire. Gadis yang selalu ceria di hadap...