HAPPY READING!!
"lo masih ga bisa lupain Gavin ya, Rose??" Hening. Rose hanya menatap lurus kedepan.
"apa gue ga ada ruang di hati lo, Rose??" tepat setelah Devan mengatakannya Rose langsung menatap Devan.
"apa lo masih ga izinin hati lo buat gue masuk, Rose??" Rose diam. Ia tak bisa menjawabnya karena ia takut jika jawabannya akan menyakiti hati lelaki di sampingnya.
"kita uda se-jam lebih duduk disini, Rose mau pulang. Devan ngga pulang??" Devan menghela nafas. Rose selalu saja mengalihkan topik.
Rose bangkit dari duduknya yang disusul juga oleh Devan. "gue anter lo pulang ya??" Rose menyetujui permintaan Devan karena ia tak mau membuat lelaki ini sedih kembali.
Perjalanan dari taman belakang sekolah menuju parkiran depan lumayan jauh. Sampainya mereka di lorong loker tiba-tiba saja Devan kebelet ingin membuang air kecil. "emmm. Rose...." gadis itu mendengar nada suara Devan sedikit aneh langsung mengalihkan fokusnya pada Devan.
"kenapa??" Rose terlihat bingung saat Devan merapatkan kedua kakinya dan bergerak gelisah dengan muka yang seperti ingin mengeluarkan sesuatu. ASTAGA!! Lihatlah, bahkan kedua telinga Devan juga memerah.
"gue udah ga tahan,...."
"HAH?!" Rose cengo dengan apa yang dimaksud oleh Devan.
"gu-gue mau pipis, lo duluan aja ke parkir—an o-ke?"
"Rose tung---" tanpa mendengar ucapan Rose, Devan langsung melarikan diri dengan terbirit-birit.
Namun saat dibelokan toilet Devan menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Rose. "ROSE, LO TUNGGU DI PARKIRAN AJA!! JANGAN DISINI, GUE MALU KALO PIPIS DITUNGGUIN CEWE!!" teriak Devan yang membuat Rose saat itu juga tertawa.
Sambil berusaha menghentikan ketawanya ia berjalan menyusuri kelas-kelas yang sudah sepi.
DUGH!!
Rose mengerem langkah kakinya saat mendengar suara seperti kursi yang jatuh. Kedua matanya melihat kesana-kemari memperhatikan sesuatu yang membuatnya janggal.
Seakan-akan hatinya menyuruhnya untuk menuju ke kelas X-IPA1, dengan langkah kaki yang ragu Rose menuruti permintaan hatinya. Gadis itu sedikit merasakan merinding pada tubuhnya karena keadaan sekolah yang benar-benar sudah sepi.
"masak iya ada hantu sore gini??" gumamnya.
Ia melihat pintu kelas X-IPA1 yang masih terbuka lebar, tiga langkah lagi ia tiba di depan kelas itu. "kesana ngga,ya?? Kalo ngga kesana Rose kepo. Kalo Rose kesana terus ada hantu gimana??" gadis ini masih bergelut dengan pikirannya.
Dan tanpa pikir panjang lagi Rose memutuskan untuk melihatnya karena ia ingin memastikan sendiri. Rose terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam kelas itu. Sebuah pemandangan yang seharusnya tak ia lihat.
Saraf tubuhnya seakan tak berfungsi lagi. Ia membeku. Hatinya memberikan rasa nyeri, kedua matanya memanas. Ia benar-benar tidak menyangka akan melihat kejadian ini kembali, setelah dulu ia menyaksikannya di dalam ruang osis.
Tangan Rose ditarik oleh seseorang sampai ia berada didalam dekapan orang itu. Devan, ia memeluk Rose sangat erat dan saat itu juga Rose menangis di dalam dekapannya.
Devan juga merasakan rasa sakit yang gadis ini rasakan, seharusnya tadi ia tak menyuruh Rose untuk ke parkiran duluan pasti ia tak akan melihat Gavin dan Zuyura sedang berciuman mesra di dalam kelas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSEANE [TELAH TERBIT]
Jugendliteratur[KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVAT LEBIH BAIK DI FOLLOW DULU🤍] --_ Cerita ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis cantik yang memiliki riwayat penyakit Gagal Jantung, yang bernama Roseane Putri Saphire. Gadis yang selalu ceria di hadap...