61. prison

316 65 5
                                    

61. Penjara

[Jangan lupa vote dulu ya🥰]


Didalam ruang doa utama kuil suci takdir, saintess ariel berdiri disamping pendeta tertinggi kuil mortinus vierre sicoz sambil memberikan berkat kepada para penduduk yang datang untuk berdoa.

Ariel yang memakai gaun putih saintess, tersenyum manis kepada penduduk yang maju satu persatu untuk menerima berkatnya.

"Saintess ariel. "

Pendeta tertinggi mortinus yang berdiri disebelahnya memanggilnya dengan pelan sambil melihatnya dengan tatapan bangga.

"Tugas ini memang cocok diberikan kepadamu. "

Ariel tersenyum kecil mendengar sanjungan dari Pendeta tertinggi kepadanya.

" Memang seharusnya seperti itu. "

Ariel menjawabnya dengan suara yang sepelan mungkin.

"Pengaturan dewa telah diberikan  kepadamu. Jangan mengecewakan dewa. "

Perkataan Pendeta tertinggi itu terdengar seperti peringatan untuk menegaskan kembali perannya.

Perkataan itu tidak membuat ariel merasa tidak senang. Tempat yang didapatnya melalui pengaturan dewa itu memang sudah sewajarnya menjadi miliknya.

" Berkat dewa ini tidak akan saya sia-siakan. Saya akan memerankan peran saya dengan baik. "

Pendeta mortinus mengetahui dengan jelas sifat asli Ariel yang egois. Bagaimanapun juga ini adalah takdir yang diatur oleh dewa. Dewa telah memusatkan dunia ini pada Ariel untuk menjadi cahaya keselamatan kerajaan emerland. Kuil dan pengikutnya hanya dapat menjaga dan mematuhi segala pengaturan yang ada. Jika wanita yang berpura-pura baik ini memang pahlawan yang telah diatur oleh dewa, maka dia yang sebagai Pendeta tertinggi inilah yang harus berusaha mewujudkannya.

'Wanita ini harus menjadi saintess sempurna, walaupun hanya luarnya saja. '

Wanita tua yang terlihat sakit-sakitan berlutut didepan kaki saintess Ariel. Sambil memeluk kakinya dengan erat wanita tua itu terus menangis.

" Saintess.... Berikan lah saya kesembuhan"

Wanita tua itu terlihat sakit-sakitan. Tampaknya hanya berkat dari saintess lah yang menjadi jalan terakhirnya untuk sembuh.

" Ukh. "

Secara tidak sengaja Ariel mengeluarkan suara kecil. Wanita tua didepannya itu terlihat menjijikan dimatanya. Karena tiba-tiba kakinya dipeluk oleh wanita tua itu, dirinya menjadi tidak sengaja menunjukan ekspresi dan suara tidak menyenangkan kepada wanita tua itu.

Dengan cepat Pendeta mortinus menatapnya dengan tajam seolah mengingatkannya. Walaupun Pendeta mortinus tidak berkata apapun, Ariel dapat mengerti maksud dari tatapan itu. Tatapan yang mengingatkannya untuk menahan dirinya dan kembali menjadi saintess yang sempurna tanpa celah.

Ariel kembali memperbaiki ekspresi wajahnya dan mulai tersenyum ramah kepada wanita itu.

" Baiklah, kau akan ku berkati. "

Cahaya berkat mengalir dari jarinya. Cahaya itu masuk kedalam tubuh wanita tua itu.

" Ah, Terima kasih saintess "

Wanita yang sakit itu kembali pulih dari penyakitnya. Dengan wajah yang penuh syukur wanita itu berlutut dan mencium telapak tangan Ariel untuk menunjukkan rasa Terima kasihnya.

Ariel mengerutkan alisnya sambil terus menahan rasa tidak senangnya.

'Menjijikan, aku ingin segera mencuci tanganku. '

the old duke Is a pretty lady 공작은 예쁜 아가씨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang