Anin membuka matanya perlahan ketika Ia mendengar suara alarm yang terletak di sampingnya. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menyadari dimana kah dirinya berada saat ini. Tak lama, Anin menatap pada baju yang dipakainya..
Dia memakai piayama.
Siapa yang menggantikannya?
Setelah menyadari bahwa saat ini Ia bukan berada di kamarnya sendiri, Anin beranjak. Ia duduk mengusap kasar wajahnya. Lelah dan letih menjadi satu. Semua kegiatan yang dilakukannya kemarin dan juga teman-temannya membuat tubuhnya berontak untuk segera diistirahatkan.
Tetapi, tiba-tiba saja seseorang disampingnya menggeliat kecil, berbalik ke arah Anin lalu memeluk pinggang Anin. Gadis itu kembali tersenyum.
Tangan Anin mengusap lembut punggung tangan Gracia. Ia melepaskannya pelan tidak ingin membangunkan gadis itu. Namun, semua itu tertahan ketika Gracia tak membiarkan Anin pergi.
"Mau kemana?" Tanya Gracia dengan suara parau.
"Ge? Tumben kamu udah bangun," Anin menatap Gracia yang padahal masih memejamkan matanya.
"Cium."
Anin tersenyum tipis, tapi Ia masih tetap mengikuti keinginan anak kecil itu.
Cup
Cup
Cup
Setelah mencium pipi Gracia tiga kali berturut-turut, Anin kembali mendekatkan wajahnya, namun Gracia malah menoleh menatap Anin hingga membuat jarak keduanya hanya terpaut satu centi.
Degup jantung keduanya terlebih lagi Anin sudah tak lagi bisa dikontrol. Hal itu nyaris membuat Anin gugup dan untung tak mencium bibir Gracia.
Segera Anin menarik kepalanya, membuang pandangannya ke arah lain.
"Anin mau kemana? Ini masih pagi tau~"
"Aku mau pulang."
"Nanti aku anter.. Sini bobo lagi,"
Hembusan napas kasar lolos begitu saja dari bibirnya.
"Ibu pasti marah karna aku gak bilang ke dia,"
"Aku udah bilang ke Ibu kok." Ucapan Gracia sukses membuat Anin terkejut.
"Gimana bisa? Kamu kan gak punya no—"
"Aku kan tau pin hp kamu, aku udah bilang juga semalem, tenang.. Atas nama aku kok," Anin bernafas lega. Ia mengacak-acak rambut Gracia.
"Makasih loh, Dut."
"Ish, Anin mah~"
Anin hanya terkekeh mendengar rengekan Gracia.
"Bangun bangun, udah pagi yuk.."
"Gak mau~"
"Ge~"
Gracia pun menarik tangan Anin lalu memeluk Anin dengan erat. Setelah itu menggelitik tubuh Anin membuat gadis itu tertawa sekaligus kegelian.
"Ge aku mau mandi, jangan main main yaaa!" Teriak Anin berusaha menghindari Gracia.
"Gak boleh~"
"GRACIAAA GELI!!"
***
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, tapi saat ini mereka masih berada di rumah Anin guna mengganti seragam dan mengambil buku pelajaran.
Akibat kejadian tadi pagi dimana mereka saling menggelitiki satu sama lain, kini mereka sudah telat masuk ke sekolah.
"Lama ah, kita udah telat nih,"
