Di depan ruang kelas IPS 2 tepatnya dibangku panjang yang terletak di depan sana, Fiony, Ara dan juga Mira terlihat tengah duduk di sana. Memperhatikan lalu lalang siswa lain yang lewat serta sesekali melirik pada murid murid yang sedang berolahraga di lapangan sana.
Ara yang duduk tepat di sebelah kiri Fiony hanya bisa diam, walau sesekali matanya melirik pada gadis yang sampai detik ini masih di sukai olehnya.
Sedangkan Mira yang berada di sebelah kanan Fiony hanya busa menahan tawanya kala Ia melihat bagaimana wajah Ara yang terlihat pasrah. Seolah menyerahkan semua rasa sayangnya pada Fiony, baik jika dia diterima atau pun tidak.
"Fio,"
"Iya?" Fiony pun menatap Mira dengan penuh tanya. "Kenapa?" Tanya Fiony yang melihat Mira tiba tiba saja diam.
Mira tersenyum manis. "Menurut lo, kalo ada orang yang terus terusan liat kita itu dia kenapa ya?" Tanya Mira pelan, namun sayangnya itu terdengar oleh Ara.
"Soalnya dari tadi tuh gue liat ada yang liatin lo terus sih, lo sadar gak?"
"Siapa? Aku gak tau,"
Ara yang mendengar hal itu melayangkan tinju pada Mira dibelakang tubuh Fiony. Mira yang melihat itu tersenyum meledek karena Ara tak bisa melawannya jika ada Fiony di dekatnya.
"Awas ya Mir.." Gumam Ara pelan.
"Kenapa, Ra?" Tanya Fiony yang tak sengaja mendengar umpatan Ara.
"Ha? Ah, nggak. Itu tadi ada yang jatoh di lapangan, kamu emang gak liat?"
Mira yang mendengar alasan Ara hanya bisa menahan tawanya. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Gimana Fio? Gue rasa sih dia suka sama lo ya,"
"Siapa sih? Aku mau tau orangnya.."
"Ah udah nggak ada, tadi tuh dia di bawah."
Fiony yang merasa heran pun cemberut. Ia menekuk wajahnya lalu menatap Ara dengan lembut. Kemudian mulai melingkarkan tangannya di lengan Ara. Perlahan, kepalanya Ia jatuhkan dipundak Ara.
"Dia suka sama aku kali ya?" Gumam Fiony dengan pedenya.
"Emang iya." Batin Ara.
"Aku mau liat orangnya, tadi kamu gak liat?" Tanya Fiony lagi. Ara mendengus sebal. Ia kemudian mengusap lembut rambut Fiony.
"Emang kalo kamu liat, kamu mau suka sama dia?"
"Siapa tau dia menarik."
Mendengar hal itu, Ara berdecak kesal. Mira hanya menatap iba pada temannya itu, tetapi ia juga menikmati adegan bucin di depannya.
Hembusan napas kasar keluar dari bibir Mira. Andaikan diposisi itu adalah dirinya dan juga Vivi. Pasti dia yang paling bucin.
"Ra.."
"Paan?" Kesal Ara yang jelas sangat berbeda dalam menanggapi ucapan Mira dan Fiony.
"Sensi banget si lo ama gue,"
"Ya orang lo nyebelin."
"Ckckckk." Mira menggelengkan kepalanya pelan. "Enak gak di sandarin gitu?" Tanya Mira nyaris berbisik.
"Anjir.." Ucap Ara pelan. "Lo mancing apa gimana sih?"
"HAHAHA"
Angel, Michelle, Aurel dan Sisca yang sedang lewat pun menghentikan langkah mereka ketika mendengar suara tawa tersebut, kemudian berjalan menghampiri ketiganya.
"Ow ow ow, seneng banget kayaknya nih?" Ucap Angel lebih dulu sambil menyimpan kedua tangannya di depan dada.
"Ketawain apa sih Mir? Ngetawain diri kamu yah soalnya jadi obat nyamuk doang?" Ucap Michelle ikut bersuara.