Tugas Akhir

1K 138 35
                                    

Jam sudah menunjukan pukul sebelas siang, Viny masuk ke ruangannya sambil membawa beberapa tumpuk buku. Ia melepas blazzer hitamnya, menyimpannya di atas meja lalu duduk dikursinya.

Matanya terpejam beberapa saat.

Melihat Shania dan Beby yang sedang mengobrol di perpustakaan membuatnya terpikirkan akan sesuatu.

~flashback~

"Shania ada di sini?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Melihat plat nomor yang tertera di depan mobil sedan berwarna putih itu membuat Viny kembali melangkahkan kakinya ke dalam caffe.

Ia melirik ke sekitar caffe tempat dimana dirinya dan Shani duduk tadi. Namun, matanya tak menemukan sosok Shania di sini.

Langkahnya pun membawanya ke lantai atas. Dan.. Ya.

Betapa terkejutnya Viny melihat Shania sedang bersama Beby. Bisa dikatakan bahwa ini adalah dinner.

"Kalian?" Panggil Viny.

Beby dan Shania menoleh bersamaan. Mereka yang semula saling bergenggaman pun langsung melepaskannya begitu saja. Viny duduk disamping Beby tanpa meminta izin. Tatapannya cukup mudah untuk dimengerti. Viny takut, Shani melihat keduanya di sini tadi.

"Sejak kapan kalian berdua di sini?" Tanya Viny berusaha tetap tenang.

"Kita—"

"Beb. Gue tanya Shania ya, lo diem aja."

"Dih, kok Beby disuruh diem sih kak? Aku kan berdua sama di—"

"Kamu ajak Beby ke sini?"

"A—"

"Beby udah tiga hari gak pulang, kamu tau?"

"Kak Viny." Panggil Beby memotong setiap pertanyaan yang diberikan Viny.  "Shania gak tau apa-apa, jadi jangan serang dia dengan beribu pertanyaan." Lanjut ucap Beby.

Viny diam. Ia menatap Beby penuh tuntutan. Keluarganya sedang mengkhawatirkan gadis mereka yang tak kunjung pulang.

"Kamu gak mikirin Ibu, hah?"

"Kak, gue bisa jaga diri gue sendiri. Gue udah gede, gak perlu pemantauan kayak anak baru lahir." Tegas Beby.

Viny sebenarnya tidak begitu mengkhawatirkan Beby. Tetapi, Ibunya sangat mengkhawatirkan kondisi Beby.

"Udah.. Kak Viny di sini udah dari tadi?" Shania mulai mengalihkan pembicaraan dua orang dihadapannya.

Viny menganggukkan kepalanya. "Lebih dulu dari kalian,"

"Tau dari mana kalau lo duluan daripada kita?" Ucap Beby masih dengan kesalnya.

"Gue dateng duluan dan di samping mobil gue gak ada mobilnya Shania tadi."

"Sama siapa kak?"

Viny menatap Beby dan Shania secara bergantian.

"Shani."

"Hah?!" Keduanya kaget, bedanya Shania kaget karena ia bingung dan heran kenapa Viny mengajak Shani yang notabenenya seorang murid baru itu pergi ke Cafe romantis seperti ini sedangkan Beby ia kaget karena baru saja Viny meminta bantuan padanya agar bisa mendapat nomor telepon Shani dan kini ia sudah mengajaknya untuk jalan berdua.

"Kak Viny sumpah lo?" Tanya Shania melotot heran, Viny hanya mengangguk.

"Gercep juga lo kak," ujar Beby santai. Viny memutar bola matanya malas kemudian menjewer telinga Beby.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang