Last Spill?

1K 123 13
                                    

Kembalinya IPS 2 keruangan mereka membuat mereka seolah sedang melepas rindu. Canda, tawa, bahkan obrolan ringan sekalipun masih terus berjalan setelah kegiatan belajar mengajar itu selesai.

Mungkin kegiatan itu hanyalah sebuah formalitas. Karena pada dasarnya, sejak tadi mereka tidak belajar sama sekali, bahkan hanya beberapa guru saja yang datang ke kelas mereka untuk mengingatkan jangan ada yang keluar dari kelas apalagi ke kantin saat jam mengajar masih berlangsung.

Seperti saat ini.

"Gimana hubungan lu sama anak kelas sebelah, Mir?" tanya Vivi yang duduk dilantai. Ia menatap Mira dengan serius, membuat yang ditatapnya diam membisu.

"Mira sama siapa?" Ariel yang duduk disamping Vivi mulai merasa penasaran. Karena yang dia tahu, sejak dulu Mira sudah menjadi sosok bucin pada Vivi yang kini sudah berstatus sebagai kekasih Chika.

"Lah lo kagak tau?" tanya Vivi.

"Ya kalo gue tau ngapain gue nanya Badrun!" sungut Ariel sambil menepak kepala belakang Vivi.

Mira yang mendengar penuturan kedua temannya mendengus sebal. "Lagian gue gak ada hubungan apa-apa sama anak kelas sebelah. Dapet gosip dari mana lo?" Matanya menatap tajam Vivi yang berada dihadapannya.

"Bohong banget Mira!"

Mira menoleh ke belakang mendapati Anin sudah berdiri dan hendak ikut berkumpul di bawah sana. Anin duduk disamping Mira sambil tersenyum penuh arti. Ia menaik-turunkan kedua alisnya, seolah mengetahui sesuatu.

"Lo gak bisa bohong dari gue, Mir,"

"Apaan?"

"Lo sama Dey, kan?"

"DHEA?!" sahut satu kelas yang tak sengaja mendengar ucapan Anin mengenai kedekatan Mira dengan salah satu murid di kelas sebelah.

Rasanya Mira ingin melompat dari gedung atas ini kalau teman satu kelasnya sudah mengetahui dengan siapa dia saat ini. Walaupun sebenarnya kebenarannya belum diketahui dan hubungannya pun masih tak jelas.

"Mir, kok lo gak cerita sama gue kalau lo sama Dey?" tanya Ara.

"Ya.. abisnya-"

"Orang Mira ceritanya sama gue,"

Duar!

Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari sosok Chika yang masih anteng duduk di tempatnya. Chika bahkan tidak mengalihkan pandangannya ke arah lain, Ia malah asik bermain game diponselnya.

Vivi yang mendengar itu jelas saja terkejut. "Kamu kenapa gak cerita sama aku?"

"Lah, emang kamu siapa?"

"MAMPUS BADRUN!"

"HAHAHAHA"

Satu kelas jelas mentertawai Vivi yang saat ini hanya bisa mendengus sebal. Gadis berambut sebahu itu memutar bola matanya malas. Enggan menatap teman-temannya yang sedang mentertawainya.

Ingin mengutuk?

Tentu.

Tetapi disisi lain, hanya Shani dan Gracia yang sejak tadi diam. Mereka bahkan tidak menimbrungi obrolan teman-temannya yang terdengar begitu seru. Sesekali Shani melirik Gracia yang sedang asik dengan ponselnya. Hembusan nafas kasar keluar begitu saja dari bibirnya ketika sadar Gracia bahkan hanya mendiamkannya.

Apakah ini karena kejadian di halte lalu?

"Ge.."

"Iya?" Suara lembut Gracia masuk tanpa permisi ke telinga Shani. Gadis itu tersenyum tipis. Shani benar-benar merindukan suara lembut Gracia.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang