~Shani POV~
Saat ini aku sedang berjalan menuju ruang guru. Kak Viny memintaku untuk datang ke ruangannya, entahlah untuk urusan apa, anak kelas sebelah yang menginformasikan ini padaku. Semoga saja aku tidak dikerjain, karena kalau iya, bisa malu aku sama kak Viny.
"Cici...!!!" Teriak seseorang dari arah belakang, otomatis aku berbalik dan ternyata orang itu Gracia. Yah kalau dipikir-pikir siapa lagi. Gracia berhenti dihadapanku dengan nafas yang memburu, harusnya tadi dia tak perlu berlari ke arahku karena aku gak bakal lari juga.
"Hehe." anak ini malah cengengesan, bagaimana aku tidak gemas kalau setiap melihatnya dia selalu ceria seperti ini.
"Kenapa Ge?"
"Cici mo kemana?" Tanyanya, aku baru ingat kalau tadi aku hanya pamit pada Anin dan Nadse saat menuju kesini. Pantas saja ia tak tau.
"Aku mau ke ruangannya Bu Viny, Ge."
"Aku ikut yah Ci hehe." aku mengangguk saja dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ruang guru.
"Kamu dari mana tadi Ge, kok gak ada di kelas? Aku tanya Anin sama Nadse mereka juga gak tau."
Gracia ini adalah tipe anak yang manja, selalu minta ditemani kemanapun, kalaupun tidak ingin ditemani biasanya ia akan pamit dan bilang kemanapun ia akan pergi. Dan selama ini Gracia selalu dalam jangkauan Anin, jadi aneh saja rasanya kalau tadi Anin bisa sampai kehilangan jejak.
"Eh hehe, aku kasih tau Cici tapi Cici jangan kasih tau sama Abin ya.." raut wajah Gracia yang seperti menyimpan rahasia besar membuat ku tersenyum geli.
"Iya iya aku janji." kedua kelingking kami saling bertautan setelah itu Gracia menarik badanku lebih dekat dan berbisik.
"Tadi aku habis dari depan gerbang sekolah Ci, kang cilok langganan aku ada di depan. Hasil nyogok pak satpam jadinya aku bisa keluar deh hehe."
Ada ada saja Gracia ini, tapi rasanya jawabannya belum memuaskan.
"Terus kenapa Anin gak boleh tau?"
"Ci, tau gak Anin tuh bawel banget, bahkan sampai ke urusan makan aku. Dia kalo liat aku makan makanan pedes banget pasti ngomel, makan cilok gak pake sambel kan gak seru. Udah gitu yah Anin pasti ngadu sama mami aku, mereka berdua sama aja. Bawel."
"Haha makanya jangan bandel Ge. Pantes bibir kamu merah banget, pasti tadi pake sambelnya banyak banget kan?"
"Hehe sebenarnya tadi aku kepedesan banget Ci, lupa bawa si bongu."
"Trus kamu udah minum?"
"Belum sih, tapi tadi pas liat Cici aku langsung berenti kepedesan"
"Kok bisa?"
"Iya, soalnya Cici manis sih." anak ini betul betul, dia dengan polosnya berkata seperti itu. Pasti wajahku sudah memerah sekarang.
***
~Author POV~
Tok!
Tok!
Tok!
"Iya, silahkan masuk."
"Bu Viny manggil saya?" Tanya Shani melongokkan kepala ke pintu.
"Iya Shani, ayo sini masuk." jawab Viny tersenyum.
Setelah itu Shani pun masuk diikuti oleh Gracia dibelakangnya. Senyum Viny perlahan pudar melihat ternyata Shani datang tak sendiri.