Shani berjalan dengan senyum riang sepanjang koridor menuju kelasnya. Alasannya simpel, karena hari ini ada jadwal Bu Viny mengajar dikelasnya. Sepanjang koridor pula banyak yang menyapanya.
"Hai Shani," sapa cowok cowok kelas sebelah menyapa Shani, Shani hanya tersenyum tipis membalasnya.
Sebulan sudah Shani bersekolah di Shine High School dan sekarang sudah banyak yang mengenalnya. Cantik, kalem, manis dan pintar tentu saja membuatnya gampang terlihat walaupun ia cenderung pendiam, ditambah lagi Shani selalu bersama Gracia, Anin dan Nadse kemanapun ia pergi membuat namanya juga ikut terseret pembicaraan anak anak lain karena ketiga orang tersebut merupakan murid yang terkenal satu sekolahan.
"Hai Nads," sapa Shani pada Nadse yang sudah lebih dulu tiba.
"Hai Shan," sapa balik Nadse singkat, ia sibuk membolak balik buku catatan seni-nya.
"Tumben Nads lo sok sibuk?" Tanya Shani meletakkan tasnya dibangku kemudian ikut duduk.
"Yeee, ini namanya gue lagi belajar Shan, gak liat apa lo?" Jawab Nadse sedikit sewot, mengundang tawa Shani.
"Haha iya maksud gue itu, tumben banget belajar pagi pagi gini, kan gak ada ulangan."
"Gue lagi baca ulang materi minggu lalu Shan, biar kalo Bu Viny nanya, gue juga bisa ikut jawab gitu Shan. Gue juga mau kali dipuji sama Bu Viny sesekali kayak lo, atau paling enggak disenyumin juga gitu hehe." jawab Nadse senyum senyum sendiri, seketika Shani memasang muka datarnya.
"Ih Nadse apa apaan sih? Mau narik perhatian Bu Viny juga? Ish." gerutunya tentu dalam hati.
Melihat Nadse yang masih membaca sambil senyum-senyum tak jelas, membuat Shani sedikit jengkel, mukanya tertekuk. Tapi berubah menjadi senyuman lebar kala seseorang yang sangat ia tunggu-tunggu telah tiba.
"Selamat pagi anak-anak." sapa Viny dengan senyuman manis.
"Pagi Buuuu!!!"
"Ketua kelas, silahkan pimpin doa."
Setelah acara berdoa bersama telah dilakukan, pelajaran pun siap dimulai, tapi sedikit terintrupsi oleh...
"Permisi..."
"Maaf Bu, kita terlambat."
"Alasannya?" Tanya Viny pada dua orang murid yang terlambat tersebut.
"Maaf Bu, ini salah saya yang telat bangun. Membuat Anin jadi ikut terlambat juga karena menunggu saya." jawab Murid tersebut dengan jujur. Viny tersenyum melihat keberanian sang murid.
"Oke, saya hargai keberanian dan kejujuran kamu. Jadi untuk kali ini saya maafkan. Silahkan duduk Gracia, Anin." Gracia dan Anin pun bernapas lega karena tidak dikeluarkan dari kelas.
Shani terdiam, kenapa bisa ia tak menyadari bahwa dua orang yang kini bisa dibilang teman terdekatnya, tadi tak ada dibangkunya.
"Oke kali ini kita akan praktik.." Suara tersebut mengalihkan fokus Shani, lagi.
"Kurasa keberadaannya kini mengalihkan duniaku," Shani menyembunyikan senyumnya setelah kata kata tersebut terlintas dipikirannya.
***
"Kak Viny.." Panggil Shani pada Viny yang tengah mengemasi barang-barangnya.
Kini tinggal mereka berdua di kelas, karena semua murid telah berhamburan keluar kelas. Semenjak kejadian tabrakan antara Shani dan Viny sebulan lalu, kini mereka nampak lebih dekat. Bahkan panggilan 'Kak' tersebut diminta oleh Viny sendiri jika mereka hanya berdua.
"Aku mau nagih janji kakak sebulan lalu,"
"Janji apa?"
"Yang waktu itu kakak bilang kalo aku boleh curhat apapun sama kakak,"