Keluar

1.1K 118 7
                                    

Nadse menatap Shani, begitu pula sebaliknya.

"Apa kamu mikirin hal yang sama kayak aku Shan?" tanya Nadse pelan, Shani mengangguk pelan.

"Maybe," jawabnya ragu.

Gracia menatap mereka bingung.

"Kalian sejak kapan bisa telepati?" tanyanya serius, membuat Shani terkekeh geli.

"Gak gitu Ge, masa sih kamu gak ngerti maksud kita berdua. Anin aja kayaknya juga tau apa yang aku sama Nadse pikirin," ucap Shani melirik Anin, Anin yang dilirik hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Aku paham banget yang ada dipikiran kalian.." Jawabnya yakin, sementara Gracia masih dengan wajah bingungnya menatap ketiga sahabatnya.

Nadse berdecak kesal, Gracia benar benar payah dalam hal seperti ini. Nadse jadi berpikir sampai kapan Shani dan Anin akan sabar menunggu bocah itu menyadari perasaan keduanya, jika Gracia sangatlah jauh dari kata peka.

"Gosip tentang Bu Shania dan Beby pas kita masih kelas sebelas, apa kamu gak kepikiran tentang ini setelah Bu Shania dikeluarin gitu aja dari sekolah Ge?" ucap Nadse langsung pada Gracia.

Berita yang membuat sekolah kembali heboh, Bu Shania seorang guru sosiologi favorit disekolah mereka tiba-tiba saja dikeluarkan oleh yayasan.

Dan penyebabnya masih tidak diketahui.

"OH IYAA!!!" teriak Gracia saat tersadar akan sebuah fakta tersebut, seisi kelas seketika memusatkan perhatian mereka pada Gracia.

"Kenapa sih Gre?" Tanya Chika dari bangku belakang.

"Enggak kok Chik, kamu cantik banget hari ini hehe," jawab Gracia asal, cengengesan.

"Ada ada aja sih haha," ucap Chika tertawa sementara Vivi teriak tak terima.

"Weh punya gue nih, gumoh ntar lo gombalin,"

"Gumoh apaan, orang Chika ambyar gitu gara gara gue," gumam Gracia, lalu kembali fokus pada Nadse tanpa sadar tatapan datar Shani dan Anin padanya.

"Lo ngerti kan sekarang?" Tanya Nadse lagi, Gracia pun mengangguk.

"Tapi kalo emang karena itu, kok yang kena imbasnya cuma Bu Shania?" ucap Anin bingung.

"Iya juga, apa sengaja disembuyiin oleh yayasan?" ucap Nadse.

"Tapi kenapa?"

"Apa mungkin... Karena Beby siswa berprestasi di sekolah kali ya?" tebak Shani tak yakin.

"Masuk akal, tapi masa sepele banget alasannya. Lagian kalo dibalik, Bu Shania juga termasuk guru paling berpengaruh di sini, masa gak bisa dipertimbangkan," Jawab Nadse lagi.

"Dugaan kita belum tentu bener, tapi kalo memang karena hal itu Bu Shania dikeluarin dan Beby masih aman, berarti ada satu hal yang lebih masuk akal..." ucap Anin menggantung.

Ketiganya menatap Anin penasaran.

"Apa?!"

"Ada yang nge-back up Beby..."

***

Shania melepaskan pelukannya lalu menatap Viny yang menatapnya nanar.

"Kak Viny jangan natap aku kayak gitu dong," ucapnya dengan suara serak akibat menangis.

Viny terkekeh. "Iya maaf deh, feel better?" tanyanya, Shania mengangguk.

"Seenggaknya Beby masih aman,"

Viny terdiam, Ia hampir saja lupa dengan Beby.

"Terus kamu?"

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang