Beby terduduk diam dibangkunya, memainkan pensil yang berada digenggamannya. Tatapannya kosong masih memikirkan tentang hal kemarin, semalaman bahkan ia tak bisa belajar untuk ujian hari kedua ini.
Dirinya masih sering mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal, Shani yang masih tak bisa ia temui bahkan untuk menelponnya pun tak bisa, membuat Beby frustasi. Beby butuh penjelasan dari Shani.
Kelasnya masih kosong, mungkin yang lain masih sibuk belajar atau mengobrol diluar kelas. Beby menghela napasnya pelan, kemudian berdiri berniat untuk pergi menemui Shani lagi, namun terhenti ketika seseorang masuk sambil menggerutu.
"Ish males banget deh, gue doang yang dimutasi kesini. Shani, Gre sama Nadse enak masih sekelas, huh," gerutu orang tersebut, Anin.
Tanpa pikir panjang, Beby segera mendekati Anin ketika sebuah ide muncul dikepalanya.
"Nin..." Panggilnya membuat Anin menoleh bingung.
"Apaan?" Tanyanya dengan kerutan di dahi, hal langka seorang Beby menegur duluan.
"Gue cuman mau nanya..."
"Yaudah nanya aja,"
Beby melihat sekeliling sebelum mulai bertanya, masih sepi.
"Shani kenapa hindarin gue terus?" Tanyanya to the poin, namun malah mengundang kerutan lebih dalam di dahi Anin.
"Hah? Maksudnya gimana? Emang lo sejak kapan deket ama Ci Shani?" Tanya Anin secara beruntun, wajar kan dia bingung.
Detik itu juga Beby menyesali idenya untuk bertanya pada Anin.
"Ah lupain!" Ucapnya acuh dan langsung kembali duduk ditempatnya ketika melihat beberapa murid mulai berdatangan masuk kedalam kelas.
"Dasar orang aneh..." Gumam Anin melihat kepergian Beby.
***
Ujian hari kedua telah selesai dan berjalan lancar, banyak yang langsung memilih untuk pulang namun sebagian dari mereka ada juga yang masih tetap tinggal sekedar untuk berkumpul dan mengobrol bersama.
"Woy Ara!" Tegur Vivi pada Ara yang terlihat lesu.
"Apaan sih Drun, gak liat apa gue lagi loyo gini?" Ketus Ara lalu beralih menatap Chika.
"Chik iket tuh peliharaan lo, biar gak nge-gonggong mulu!" Ucapnya yang membuat Chika tertawa.
"Yeee lo pikir gue guguk apa!?" Kesal Vivi meminum jusnya.
"Emang lo kenapa si Ra? Daritadi kerjaannya ngelamun trus liatin gue ama bang Badrun doang," tanya Chika berempati.
Ara melirik sekilas. "Gue iri, lo ama Badrun sekelas, lah gue?! Harus LDR ama Ce Fio..." Ucapnya malas.
"Idih sok sok-an ngomong LDR, jadian aja belum," cibir Vivi.
"Diem lo!"
Tak lama Shani, Gracia dan Nadse pun datang dan ikut bergabung.
"Aduh aduh ngebul pala ku..." Ucap Gracia sambil membawa jus ditangannya, pun dengan Shani dan Nadse.
"Ce Fio mana Ge?" Tanya Ara cepat.
"Heh gendeng, lo lupa kita juga sekelas keles...." Jawab Gracia.
Ara meringis. "Oh iya lupa hehe," ucapnya.
"Korslet beneran nih otaknya..." Ucap Vivi prihatin.
Gracia mengeluarkan handphonenya dan mulai menelpon Anin.
"Halo, lo udah selesai belum?"
"..."
"Iya gue tunggu, gue lagi dikantin nih. Lo langsung ke sini yah nanti..."