Latihan Mental

982 123 18
                                    

Hari ini merupakan hari ketiga setelah pembagian kelompok secara acak yang dilakukan oleh kelas IPS 2 mengenai band yang menjadi tugas akhir mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Tugas akhir yang diberikan oleh Viny sekaligus wali kelas mereka yang akan menjadi penentu salah satu mata pelajaran kelulusan dalam ujian praktek.

Seperti yang sudah dijelaskan, band tersebut terdapat empat orang dalam grupnya. Bassis, gitaris, drumer juga vokalis. Mereka berhak memilih dengan bebas lagu yang akan dibawakan, juga dapat berlatih dengan bebas dimana saja.

Sepeti saat ini.

Anin menjadikan rumahnya sebagai tempat latihan teman-temannya. Ia disatukan oleh Shani sebagai gitaris, Chika sebagai bassis, Mira sebagai drumer dan Anin sendiri sebagai vokalis.

Mereka semua saat ini berada di ruangan khusus menonton film yang ada di rumah Anin. Menyiapkan setiap sound sistem, serta alat musik yang dipinjam oleh Anin dari studio milik salah satu kenalannya.

Anin duduk di sofa empuk miliknya. Menatap ketiga temannya yang sedang mencoba alat-alat musik yang mereka pegang.

"Gimana?" Tanya Anin. "Ada yang bisa main?"

Shani mengangguk samar sambil sesekali dia memainkan beberapa chord untuk mengetest nadanya.

"Aku bisa gitar kok," Ucap Shani pelan.

"Oke. Lo gimana, Mir? Kita pake drum box aja nanti ya, biar ga ribet." Mira mengangguk mantap saat Anin menjelaskannya. Ia bisa improvisasi jika menggunakan drum box, karena hanya ada atas, bawah dan tengah dalam menghafal suaranya. Dan itu tidak begitu sulit.

"Nah, Chik. Gimana?"

Chika diam.

Ia merasa sangat asing dengan alat musik yang dipegangnya. Ia tidak bisa memainkan alat musik apa pun, karena Ia tidak menyukai hal hal merepotkan seperti ini.

"Gue gak bisa.."

Shani dan Mira yang sedang cek suara pun langsung menoleh.

"Sorry.." Gumam Chika.

"Gakpa—"

"Kenapa lo ambil bass kalo gak bisa main?" Dingin Mira yang sudah melanjutkan kegiatannya.

"Ya karena menurut gue itu paling gampang. Cuma ada empat senar. Dan gak seribet gitar."

Mira menoleh. Menatap Chika jauh lebih dingin dari sebelumnya. Sebenarnya, Ia masih merasa kesal pada Chika, padahal sebelumnya Chika tak melakukan apa pun. Hanya karena Mira tak menyukai bahwasanya Vivi jauh lebih memilih Chika dibandingkan dirinya.

"Kalo lo cuma liat yang gampang lo salah banget, Chik."

"Kita punya waktu dua bulan buat latihan. Kenapa lo harus marah ke gue sih? Kita bisa belajar bareng bareng."

"Udah udah.."

Shani menyimpan gitar akustik yang dipegangnya tadi, kemudian berdiri ditengah-tengah Chika dan Mira.

"Gak usah berantem. Waktu kita gak banyak kalo kalian berantem terus. Aku bisa ajarin Chika bass atau kalo Chikanya ngerasa masih bingung bisa tanya Anin.."

"Hah kok aku Ci?" Kaget Anin.

Shani terkekeh.

"Aku tau kamu bisa main bass loh.."

"Mana ada. Bass betot iya dah," Keluh Anin.

Shani semakin dibuat tertawa melihat wajah Anin yang tiba-tiba saja memerah.

"Aku tau dari Gracia," Jelas Shani.

"Hah?! Jangan dengerin anak alay itu."

"Hahahaha. Yaudah, yuk mulai. Udah tau kan mau lagu apa?"

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang