Hari ini adalah hari kedua dimana Shani kembali bersekolah di sekolahnya yang baru. Gadis cantik bak bidadari itu duduk dengan manisnya, tak lupa dengan ponsel di tangannya.
Ini adalah hari rabu. Semua siswa siswi diwajibkan untuk memakai baju batik yang sudah di sediakan oleh sekolah. Setiap sekolah pun memiliki aturan yang cukup ketat, sehingga tak banyak dari mereka yang berani melanggarnya.
Begitu pun dengan Shani. Murid pindahan yang sejak dulu dikenal karena keteladanannya itu selalu memakai seragam yang bersih. Sabuk juga bet sekolah yang lengkap.
Tetapi...
"Lo hari ini pakenya lengkap, kan?" tanya Nadse. Shani menoleh dengan kepala mengangguk.
"Selalu. Kenapa emangnya?"
Nadse menggeleng samar. "Gapapa sih. Biasanya ada razia tiap satu bulan sekali dan selalu di hari rabu. Kadang juga hari senin pas upacara,"
Shani mengangguk-anggukan kepalanya. Dia merasa tidak terkejut mendengar penjelasan Nadse tadi. Karena menurutnya, di sekolahnya yang lama pun sangat sering diberlakukan razia seperti itu.
Namun, seketika pertanyaan random mulai keluar dari otaknya.
"Hari ini pelajaran siapa?"
Nadse nampak tengah mengingat-ngingat jadwal yang sudah diberikan di grup kelas.
"Bu Viny."
"Bu Viny? Pelajaran apa?"
"Dia ngajar seni budaya. Manis banget loh orangnya.."
Shani terdiam. Melihat ekspresi yang ditunjukkan Nadse membuatnya sedikit penasaran. Karena menurutnya, baru Veranda saja yang dia anggap cantik sejak pertemuan pertama di kelas ini.
"Shan, lo kenapa?" Tegur Nadse pada Shani yang terlihat melamun.
"Gak kok aku- eh gue gapapa." jawab Shani gelagapan.
Nadse tertawa melihatnya. "Lo harus biasain pake gue-elo Shan, biar gak kaku. Padahal asal lo dari Jakarta haha,"
"Hehe iya, Nads."
***
"Selamat pagi semuanya~" sapa seorang guru yang mengisi mata pelajaran pertama.
Dengan rok selutut, kemeja putih dan blazer hitam, rambut yang sedikit diatas bahu ditambah dengan senyuman manis yang terpatri dibibirnya membuat Ia terlihat begitu menawan. Ratu Vienny Fitrilya atau lebih akrab disapa Bu Viny.
"Pagi Ibuuuu~" jawab serempak murid di kelas yang terkenal dengan ke absurd-annya. Viny tersenyum manis melihat betapa mereka begitu semangat menjawab sapaannya. Dia tidak menyadari senyuman tersebut membuat Shani yang pertama kali melihatnya menjadi terpaku.
"Wah rupanya ada anak baru di kelas ini, karena Ibu belum tau nama kamu jadinya ayo maju ke depan," titah Viny pada Shani yang masih terpaku. Nadse segera menyenggol lengan teman sebangkunya agar cepat tersadar.
"Eh saya, bu?" Ucap Shani ketika kesadarannya telah kembali.
"Iya dong, sebelum Ibu mulai ngajar kamu, Ibu harus tau dong nama kamu siapa, karna apa anak-anak...?!"
"TAK KENAL MAKA TAK SAYAAAANG!!! HAHA," Teriak serempak murid dikelas.
Viny tertawa mendengarnya, "Bagus, kompak ya kalian.."
"Ayo,"
Shani meneguk ludahnya sendiri sebelum maju ke depan. Dia berdoa agar tak terlihat salah tingkah dihadapan teman dan guru barunya tersebut.
