Suasana kelas yang selalu berisik pada saat jam istirahat tiba, ada yang tidur, ada yang ke kantin, ada yang teriak teriak tidak jelas dan ada pula yang berkumpul sekedar mengobrol ringan, seperti yang dilakukan oleh Shani dan para sahabatnya.
"Duh gaes kemarin tuh capek banget tau gak sih gue," curhat Nadse mengawali pembicaraan.
"Kenapa sama lo? Bukannya kemarin latihan kan dirumah Gre?" Tanya Anin dan dibalas anggukan oleh Nadse.
"Capek latihan apa capek ngadepin Gre? Gre bandel yah Nads?" Tanya Shani kali ini, mengundang protes dari Gracia.
"Ih apasih Ci, bukan karna aku tau tapi karna hal lain."
"Hal apa tuh Nads?"
"Noh si Jinan sama Sisca gak pernah berenti berantem, Gre yang tuan rumah tapi gak mau ngelerai, malah gue mulu yang nenangin keadaan. Pusing tau gak," keluh Nadse.
"Ih Gre parah banget, masa gitu." ucap Anin mengompori.
"Selama cuman adu bacot gue biarin ajalah, yang penting gak adu jotos hehe." cengir Gracia.
Anin menoyor kepala Gracia. "Wooo dasar bocah. Tapi sama sih Nads, kemarin gue sama Ci Shani juga pusing banget ngadepin Chika sama Mira, tau sendiri kan mereka berdua masalahnya apa," ucap Anin dan diangguki oleh Shani.
Tring~
Shani mengecek notif chat yang masuk dan ternyata dari Beby.
"Em guys, gue ke toilet dulu yah, kebelet hehe." pamitnya cepat dan tanpa menunggu balasan dari yang lain.
"Cici buru buru amat, padahal kan aku pengen nemenin,"
"Namanya juga kebelet Ge, ya jelas lah Shani buru buru. Gimana sih?"
***
"Ada apa?" Tanya Shani tanpa basa-basi.
"Buset Shan, santai kali," ucap Beby santai, Ia memberikan satu kaleng minuman bersoda pada Shani.
"Nih minum dulu, biar enak kita ngobrolnya,"
"Apaan nih? Aneh banget bentuknya, cara bukanya gimana?" Tanya Shani mengembalikan kembali botol tersebut pada Beby.
"Yaelah norak banget sih lo. Ini namanya ramune, nih minum udah gue bukain," botol tersebut kembali lagi pada Shani dalam keadaan tutupnya yang telah terbuka.
"Thanks. Btw cepetan deh lo ngomong, gue buru-buru soalnya gue bilangnya pengen ke toilet," ucap Shani mulai menenggak minuman tersebut.
"Kenapa gak jujur aja kalo lo pengen ketemu sama gue?" Tanya Beby yang ikut menenggak minumannya.
"Mereka mana tau kalo kita kenal bahkan akrab, udah ah cepetan ngomong."
Beby menatap Shani sekilas. "Emang iya kita akrab?" Tanyanya lagi dengan nada iseng, mengundang kekesalan Shani.
"Woy jenong! Cepetan ngomong!" Ucap Shani gregetan.
"Ish gak usah bawa bawa jidat juga kali." gumam Beby cemberut.
"Lo tau gak kalo dua hari yang lalu Bu Shania sama Bu Veranda dipanggil sama ketua yayasan? Dan parahnya lagi mereka berdua dipercaya buat mantau keadaan sekolah kita,"
"Enggak. Trus apa hubungannya sama gue?"
"Yeee, lo gak kaget gitu? Maksudnya, kan guru banyak kenapa pas banget gitu mereka berdua yang dipercaya."
"Apa sih Beby, terus salahnya dimana? Bu Shania dan Bu Veranda kan citranya baik plus mereka berdua idola murid disini, gak salah dong kalo mereka yang dipercaya?"
