Rahasia Umum

1.5K 176 38
                                        

Malam ini disebuah kamar yang bernuansa ungu, terdapat 4 gadis remaja yang berada didalamnya. Empat gadis yang sama sama memiliki paras cantik rupawan dengan karakter yang berbeda, mereka adalah Shani, Gracia, Anin dan Nadse.

Berkat tak adanya bekal tugas yang harus mereka kerjakan dirumah dari guru tadi siang waktu disekolah, menyebabkan keempatnya memutuskan untuk kumpul bersama malam ini.

Dimana biasanya anak muda menghabiskan malam pada malam Minggu, mereka malah memilih untuk kumpul lebih cepat pada malam rabu. Aneh memang.

Posisi mereka sekarang adalah duduk berselonjor didepan ranjang dengan karpet bulu sebagai alas.

"Ci, ayo makan martabaknya. Gak usah malu malu gitu... anggap rumah sendiri," ujar sang pemilik kamar, Gracia. Dia dengan lahap menyantap martabak coklat keju di depannya.

Anin menoyor kepala belakang Gracia. "Ini martabak kan emang Shani yang bawa, ngapain juga dia mesti malu." Gracia hanya cengengesan tak jelas, dia tak melawan Anin karena lebih fokus makan.

"Inilah alesannya kenapa gue jarang mau diajak nongki di rumahnya si Gre, tuan rumah tapi gak peka." celetuk Nadse.

"Ghak pekha gimanha sih nhads?" Tanya Gracia tak jelas karena mulutnya penuh.

"Ge, yang bener ah makannya. Jangan kayak anak kecil.." tegur Anin mengusap sudut bibir Gracia yang penuh oleh coklat menggunakan tissu.

"Ambilin minum kek gitu Greeee, elah masa tiap nongki mesti kita yang minta sih." jawab Nadse gregetan.

"Oooh itu, elah dibilangin anggep rumah sendiri jugaan. Ambil ndiri lah," Nadse mendengar jawaban Gracia yang selalu sama. Anin yang jengah akhirnya mengalah, dia pun turun ke lantai bawah untuk mengambil minuman.

"Itu Anin mau kemana?" Tanya Shani.

"Paling mau ambil minum buat kita, kalo ngarepin si Gre sampe seret juga gak bakal diambilin," jawab Nadse yang sudah hafal situasi. Mendengar hal tersebut Shani jadi penasaran dengan kedekatan keduanya, Anin dan Gracia.

"Gak usah bingung gitu Shan, Anin sama Gre udah temenan dari SD. Rumah mereka kan deketan, jadi hampir setiap saat Anin nginep di sini." ucap Nadse mengerti arti raut muka Shani.

"Oooh gitu, trus kamu berarti sering nginep dong dirumahnya Anin, Ge?" Tanya Shani pada Gracia yang kini tengkurap main game.

"Gak." jawab Gracia singkat.

Shani mengernyit bingung mendengarnya "Kok gitu?"

"Ntah, Anin jarang ngizinin aku nginep dirumahnya, dia ngijinin aku nginep kalo rumahnya lagi kosong doang."

Anin pun datang membawa minuman dan meletakkannya ditengah tengah mereka.

"Padahal dirumah ini ada ART Nin, tuan rumahnya juga ada noh. Lo mah terlalu manjain si alay," ucap Nadse mengambil gelas dan menuang minuman tersebut dengan santai. Gracia mendelik tapi Nadse tak peduli.

"Gapapa, ngarepin Gre mah gak ada gunanya." jawab Anin yang kini ikut duduk di karpet berbulu tersebut. Gracia dengan cepat berpindah posisi meletakkan kepalanya dipaha Anin. Semua itu tertangkap oleh penglihatan Shani.

"Ayo minum Shan, lo gak boleh kaku pokoknya sama kita." Anin menyodorkan segelas minuman untuk Shani yang sedari tadi hanya diam.

"Oh iya hehe, maaf deh gue emang suka gini kalo lagi ada disuasana baru," Shani tertawa canggung.

"Arrrggh' gila kalah lagi, wifi-nya nih lemot. Kalah dah gue!" Gerutu Gracia mencak mencak menyalahkan wifi.

"Berenti main game deh Ge, apa gunanya kita disini kalo kamu sibuk sendiri kayak gitu?" Protes Anin merebut handphone Gracia. Gracia pun hanya pasrah setelah itu berganti posisi menjadi duduk.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang