Finally

1K 131 11
                                    

Shani berjalan menyusuri koridor sekolah dengan perlahan, matanya menatap pemandangan tak biasa pagi ini, ia tak sendiri karena ia berangkat bersama dengan Anin dan Gracia.

Shani merasa aneh melihat sebagian besar dari siswa yang dilaluinya terlihat saling berbisik sambil menatap layar handphone masing-masing. Tak jauh beda dengan Shani, Anin pun merasa aneh dengan apa yang dilihatnya sekarang, sementara Gracia seperti biasa dengan tingkat kepekaannya yang kurang ia tetap berjalan santai tak merasa ada yang aneh sedikitpun.

"Ci Shani, Anin kalian jalannya lelet banget sih," ucap Gracia berbalik, karena kini ia telah berada jauh di depan.

"Ah iya Ge..." Ketiganya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas mereka namun yang terlihat kini tak jauh beda dari apa yang mereka lihat disepanjang koridor.

"Guys...!!!" Panggil Nadse pada Shani, Anin dan Gracia saat ketiganya baru saja masuk kedalam kelas, wajahnya menampakkan raut serius.

"Kenapa sih Nads? Tegang amat kayaknya," ucap Gracia sembari menyimpan tasnya.

"Guys, kalian tau kan guru ekonomi yang ngajar dikelas XI?" Tanya Nadse.

"Tau tau, yang suka genit itu kan? Eh tapi dimaafin Sih soalnya dia cantik banget, gilaaa!" Jawab Gracia antusias, membuatnya mendapat lirikan malas dari Shani, Anin dan Nadse, sementara yang lain menatapnya horor.

"Oh jadi gitu Gre?!" Ucap Anin dengan nada mengintimidasi, Gracia hanya menyengir.

"Hehe, lanjut Nads ceritanya..." Ringis Gracia.

"Memangnya dia kenapa?" Tanya Shani penasaran.

"Dia tiba-tiba resign," jawab Nadse singkat, tak lama ia menghentakkan kakinya, merasa jengkel melihat respon ketiganya yang terlihat biasa saja.

"Kok diem aja?!"

"Guru resign hal biasa kali Nads," jawab Anin acuh, ia ingin kembali ke bangkunya namun segera ditahan oleh Nadse.

"Gak. Kali ini beda, emang kalian gak dapet pesan apa-apa gitu di hp kalian?"

"Nads lo tau kan, kalo mapel hari ini ada matematika, kimia sama fisika. Artinya apa? Itu artinya hari ini adalah hari yang bikin pusing sekaligus melelahkan. Jadi plis jangan nambahin beban gue buat ikut dengerin lo ngomong bertele-tele kayak tadi. Pusing tau gak?!" Ucap Gracia panjang lebar, membuat Nadse meringis.

"Lanjut Nads. singkat aja kita pasti ngerti kok," ucap Shani pengertian.

"Jadi gini, dimading emang tertempel kalo guru tersebut resign, tapi tiba-tiba aja tadi kita semua eh enggak, tapi sebagian dari kita dapet notif dan ternyata itu pesan dari nomor yang gak dikenal,"

"Isi pesannya apa?"

"Disitu isinya tuh ada biodata sang guru yang resign, bahkan sampai ke riwayat hidup..."

"Terus masalahnya dimana?" Ketiganya menatap tajam Gracia karena memotong perkataan Nadse.

"Geee..."

"Iya iya... Lanjut Nads!"

Nadse menghela napasnya kemudian lanjut bercerita.

"Dan tau gak isi pesannya yang paling buat heboh itu karena disitu dijelasin kalo sebenarnya itu guru bukan resign tapi dikeluarkan oleh pihak sekolah diduga karena sering ngajak muridnya buat 'gituan' diruangannya, intinya sih karna skandal..." Lanjut Nadse dengan nada yang semakin pelan dibagian akhir.

"Hah?" Kaget Shani dan Anin bersamaan, sementara Gracia masih terlihat bingung.

"Itu pesan berantai kan? Tapi aku gak dapet sih," ucap Shani mengecek handphonenya.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang