Bungkam, Membungkam

938 129 5
                                        

Shani berlari menyusuri lorong sekolah, setelah Beby selesai bercerita, Shani langsung pamit untuk kembali ke lapangan. Shani takut ketinggalan menyaksikan penampilan Gracia, ia tak mau ingkar janji.

"Huh huh huh," Shani berhenti sejenak mengatur napasnya saat dirinya sudah bisa melihat lapangan sudah ada didepan sana, terlihat bukan lagi kelompoknya Aurel dan kawan-kawan di atas sana, melainkan kelompok Desy dan kawan-kawan.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk penampilan Desy, Ara, Fiony dan Tasya..."

"Mari sambut kelompok selanjutnya, Nadse, Gracia, Jinan dan Sisca...."

Shani kembali meneruskan larinya ketika kelompok Gracia sudah bersiap untuk naik ke panggung.

"Graciaaaa...." Teriak Shani pada Gracia yang memang belum naik diatas panggung, Gracia berbalik dan langsung tersenyum melihat bahwa Shani telah kembali.

Shani berhenti tepat didepan Gracia dengan napas yang terengah akibat berlari, dengan gerakan cepat ia langsung mencium pipi tembem Gracia, membuat Gracia seketika mematung.

"Semangat yah, aku dukung kamu dari sini," ucap Shani tersenyum, ia menepuk muka Gracia untuk menyadarkan sahabatnya itu.

"Ge ayo cepet naik, yang lain udah pada nungguin kamu,"

"I-iya, ma-makasih Ci," Shani tersenyum, ia melambaikan tangannya pada Gracia yang sudah mengalungkan gitarnya diatas sana, saat ini Gracia begitu keren dimatanya.

"Wah wah wah, krib cepet cari di Google, cara jadi Gracia no root," sahut Tasya dari arah belakang pada Ariel yang ada disebelahnya.

"Kalo gue dapet, gak bakal gue mau ngasih tau lo juga Tet,"

Wajah Shani memerah mendengar ejekan keduanya, namun ia berusaha kembali fokus pada Gracia yang sedang tampil.

"Ci minum dulu," ucap Anin yang baru saja tiba dan langsung berdiri disampingnya.

"Makasih Nin,"

"Untung aku gak telat, bisa ngambek tuh bocah," Shani menatap Anin yang terlihat berbicara sendiri.

"Ngomong apa Nin?" Tanya shani penasaran.

"Itu Ci, tadi aku mau beli minum trus si Gege ngelarang soalnya kata dia nanti aku telat dateng trus gak liat dia perform, manja banget emang. Untung aku gak telat jadi gak perlu denger dia ngomel," jawab Anin manyun dan kembali meminum minumannya.

"Ooh..." balas Shani pelan, raut wajahnya terlihat kecewa, entah karena apa.

"Bukan aku aja ternyata..." Ucapnya dalam hati.

Shani terdiam, ia melirik pada dua lagi botol minuman yang Anin bawa, pasti untuk Nadse dan Gracia.

"Ci liat deh, Gege aktif banget main gitar sambil lompat, udah kayak lagi konser aja haha.." ucap Anin tertawa membuat Shani kembali mengalihkan perhatiannya ke depan, Anin benar Gracia terlihat begitu semangat dan aktif dalam memainkan gitarnya.

"GEGE...!!!" Teriak Shani dan Anin bersamaan, keduanya langsung saling tatap karena kaget bisa kompak seperti tadi tanpa aba-aba.

"Kocak banget kita Ci, hahaha."

Shani tersenyum, "Iya bisa kompak gitu. Semangatin Nadse juga yuk nanti dia ngambek lagi haha." ucapnya tertawa, Anin mengangguk dan keduanya pun kembali berteriak.

"GEGE, NADSE SEMANGAT...!"

***

"Halo Shani..." Sapa Viny pada Shani kemudian langsung duduk dihadapan muridnya itu. Kini mereka berada di Cafe dekat dengan kompleks perumahan Viny.

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang