Hari kelima.
Ini adalah hari senin. Upacara akan segera di laksanakan. Shani berpakaian rapih seperti biasanya. Sabuk, dasi bahkan topi sekali pun. Karena di sekolah ini, baik laki-laki maupun perempuan, diwajibkan menggunakan topi saat upacara sedang berlangsung.
Shani segera keluar dari kelas, namun langkahnya terhenti saat dia melihat Gracia sedang membongkar tasnya sendiri. Sedangkan di dalam kelas kini hanya ada dirinya dan juga Gracia.
"Kamu cari apa, Gre?" tanya Shani pelan.
"Topi,"
"Ketinggalan?"
"Aku gak tau, tapi kayaknya aku udah masukin ke tas deh, Ci." ucap Gracia masih sibuk dengan kegiatannya.
"Ci?" gumamnya.
Shani tersenyum tipis.
"Pake topi aku aja.." seru Shani.
Saat itu juga Gracia langsung menghentikan kegiatannya. Dia berbalik menatap Shani.
"Terus kamu pake apa?"
Shani tersenyum manis. "Aku bawa dua, nih.." Shani kembali melepaskan topi yang sudah dipakainya kemudian dia berikan pada Gracia. "Pake aja."
Setelah Gracia mengambil topi tersebut, gadis itu kembali menatap Shani.
"Makasih ya." senyum Gracia.
Shani mengangguk.
"Kamu duluan aja, aku mau ambil topi. Mumpung guru belum ada yang dateng,"
Gracia mengangguk samar. Dia pun berbalik pergi meninggalkan Shani sendiri di kelas. Sedangkan gadis itu menghembuskan napasnya pelan.
"Gapapa, Shan. Kapan lagi lo di hukum,"
Shani pun segera keluar dari kelas. Ia sedikit berlari karena kelasnya berada di lantai dua. Langkahnya terus menuruni anak tangga, namun segera terhenti saat dia bertemu dengan Viny yang hendak naik ke atas guna mengecek seluruh ruang kelas.
"Bu Viny.."
"Kenapa baru turun?"
"Tadi ada yang ketinggalan, Bu."
"Masih ada orang di atas?" tanya Viny.
Shani menggeleng cepat.
"Yaudah sana." suruh Viny. Shani pun mengangguk kemudian kembali melangkahkan kakinya. Namun lagi-lagi terhenti saat Viny kembali memanggilnya.
"Shani.."
"I-iya, Bu?"
"Topi kamu mana?"
"Eh? Hm? Anu.. Itu, Bu, Eum.. Saya belum dapet topi pas masuk ke sini, Bu."
"Serius? Yaudah.. ini," Viny memberikan topi yang dipegangnya dan diambil dengan senang hati oleh Shani. "Pake aja. Gak usah di kembaliin. Saya gak mau kamu kena hukuman di hari pertama upacara." senyum Viny.
Shani diam membeku saat Viny kembali memberikan senyuman yang membuat degup jantungnya berdetak tak karuan. Gadis itu tersenyum kikuk, kemudian berpamitan pada Viny.
"Makasih ya, Bu."
***
Barisan upacara telah bubar, semua murid berhamburan. Ada yang langsung ke kelas ada pula yang berlari menuju kantin karena kehausan. Biasanya murid XII IPS 2 suka ke kantin sebelum pelajaran dimulai tapi kali ini berbeda, mereka semua berbondong-bondong masuk kelas.
"Emang kenapa sih Nads, semuanya pada buru buru gitu masuk kelas? Tumben banget," Tanya Shani pada Nadse saat mereka berdua sudah duduk dibangku mereka.
