Bukti

1.3K 129 34
                                    

Hai guys hehehe
Berdebu ngga? Selamat membaca~

***

Shani turun dari taxi online setelah mobil itu berhenti di sebuah taman yang berada tepat di samping gedung tinggi. Di depannya terdapat danau luas yang sangat bersih, pun pepohonan rindang yang terkadang mengeluarkan suara karena angin yang menghempaskan dedaunan tersebut.

Langkahnya terus mendekati Gracia yang sedang duduk di kursi panjang tanpa sandaran. Gracia menumpu kedua tangannya, kepalanya tertunduk sambil mengayunkan kakinya secara bergantian. Melihat hal itu Shani mengulum senyum. Gadis dihadapannya nampak mirip anak kecil yang baru saja ditinggal oleh Ibunya.

Sorot sinar matahari yang tidak terlalu panas terus mengarah pada Gracia. Shani pun berdiri dihadapan gadis itu untuk menghalangi cahaya matahari yang mengenai Gracia.

"Hai."

"Lama," ketus Gracia.

Shani terkekeh kecil. Ia berlutut di hadapan Gracia kemudian mendaratkan kedua tangannya di atas paha Gracia yang tertutupi oleh celana. "Kamu nunggu lama ya? Maaf. Tadi macet,"

"Kamu abis dari mana sih?" Kini, Gracia mulai mengangkat sedikit wajahnya. Mempertemukan kedua bola matanya pada netra indah milik Shani.

"Aku abis ketemu sama orang, Ge."

"Siapa?"

"Ih, kamu posesif banget sih, tumben." Shani beranjak sambil mengusap pipi Gracia. Ia berniat meledeki gadis itu karena menanyakan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin Shani jawab.

"Emang ngga boleh posesif sama sahabat sendiri?"

"Sahabat kok posesif?" tanya Shani sambil menaik-turunkan kedua alisnya. Melihat Shani yang sejak tadi terus meledekinya, Gracia memberengut sebal. Ia pun beranjak lalu berjalan meninggalkan Shani yang masih mengulum senyum.

"Geee.."

"Apa?"

"Katanya mau jalan?"

"Ini aku lagi jalan, kamu ngga lihat?" Shani menyamakan langkahnya dengan Gracia. Entah mengapa, melihat Gracia yang terus merajuk membuat Shani merasa gemas. Walaupun sejak tadi Ia berusaha menutupi debaran dadanya yang terasa nyata, Shani yakin kalau debarannya adalah ulah Gracia.

"Ayo, jalan sekarang. Jangan di sini, panas. Nanti kamu meleleh."

"Emangnya aku lilin apa?!"

"Iya sayang, yuk." seru Shani. Gadis itu menarik tangan Gracia untuk mengambil arah balik. Shani masuk ke taxi online yang sebelumnya dia pesan.

"Ci, kok naik mobil?" tanya Gracia bingung.

Karena sebelum itu, Shani mengatakan bahwa Ia ingin pergi membeli baju, sedangkan posisi Mall berada dekat dengan taman tadi. Gedung tinggi yang berada dekat danau merupakan apartement, sedangkan Mall berada tidak jauh dari sana. Hanya membutuhkan lima sampai sepuluh menit jika berjalan kaki.

"Nanti kamu kepanasan,"

"Aku ngga masalah."

"Kamu kalo kepanasan dikit muka mu langsung kayak udang loh, Ge. Nanti kepala mu pusing, kamu sakit, yang dimarahin sama tante atau sama Anin, Nadse pasti aku.." kesal Shani pada Gracia yang tidak mau menuruti ucapannya.

"Perhatian banget," gumam Gracia.

Ia tersenyum tipis saat lirikan matanya menangkap wajah samping Shani yang sedang menahan kesal.

Sejurus kemudian, Gracia teringat akan sesuatu. Shani belum menjawab pertanyaan keduanya tadi.

"Ci,"

ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang