Pagi ini rumah Gracia kedatangan beberapa manusia cantik yang akan mengerjakan tugas di tanggal merah ini. Sebelum diminta ini itu, Gracia meminta tolong pada pembantu rumahnya untuk menyiapkan berbagai jenis makanan juga minuman yang akan menemani mereka saat mengerjakan tugas nanti.
Mungkin, Gracia tidak ingin dikatai pemalas lagi karena tidak menyiapkan apa apa saat teman-temannya datang, akhirnya Ia pun menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Tidak terlalu sulit untuk meminta ini itu pada orang tuanya, pasti akan langsung dikabuli karena Gracia hanyalah anak satu satunya. Ya, walaupun saat ini kedua orang tuanya sedang berada di luar kota.
"Geeeee~"
Panggilan tersebut membuat Gracia berlari menuju pintu. Ia tersenyum sumringah melihat Anin membawa makanan di tangannya.
"Apaan nih?"
"Kesukaan lo,"
Gracia tersenyum lebar lalu mengambil kantong plastik berisikan bakpia kukus yang dibawakan Anin. Bakpia itu merupakan pemberian orang tua Anin untuk Gracia.
"Yang lain mana?" Tanya Anin yang mengikuti Gracia ke dapur.
"Belom dateng. Gak tau tuh pada kemana, janjinya jam dua belas, ini udah jam satu." Gracia terus mengeluh ditengah kegiatannya yang sedang memindahkan bakpia tersebut ke piring.
"Ngeluh mulu lo. Emang lo sendiri kalo janjian di rumah gue atau Nadse gak pernah telat? Kan yang paling sering telat itu lo tau,"
"Hm.."
Anin mengerutkan keningnya saat Gracia hanya menjawab seadanya.
"Ge.."
"Mmm.."
"Ngapain?" Anin memutar balik tubuh Gracia.
Gadis itu sudah menghabiskan dua bakpia yang sedang dipindahkan olehnya. Anin yang melihat hal itu hanya memutar bola matanya malas.
Gracia menyandarkan tubuhnya dengan kedua lengannya yang sudah dipegang Anin. Agar gadis itu tak memakannya lagi.
"Jangan diabisin. Nanti Nadse sama Ci Shani makan apa?"
Gracia terus mengunyah bakpia yang ada di mulutnya, tanpa menghiraukan ucapan Anin.
"Udah gede, makannya masih belepotan. Kapan bisa mandirinya?" Sahut Anin sembari mengusap lembut ujung bibir Gracia yang terkena cokelat.
Entahlah, rasanya Anin ingin berlama-lama di posisi seperti ini. Hanya berjarak beberapa centi saja dengan gadis alay si teman kecilnya ini.
"Kamu mau?" Tanya Gracia.
Anin menggeleng.
"Aku udah makan."
"Yaudah, kalo gitu buat Gege aja." Gracia kembali menggigit satu bakpia yang sudah menjadi ketiga kalinya. Anin tersenyum tipis, lalu mulai memindahkan bakpia tersebut ke ruang tengah.
"Ih Abin~ kenapa dibawa?"
"Nanti abis sama kamu."
"Ya kan itu emang buat aku," Gracia memanyunkan bibirnya sambil mengikuti Anin yang ada di depannya.
"Sesama manusia itu harus berbagi." Ucap Anin lalu duduk di sofa empuk milik Gracia.
Melihat Anin yang sudah duduk dengan nyaman, Gracia pun tersenyum jahil. Ia berlari kecil lalu mulai melompat ke arah Anin. Membuat gadis itu membulatkan matanya.
"GREEE!!"
Bug!
"Hahahahaha."
"Sakit ihh.."