Hai, kenalkan namaku Lan JingYi dan ini adikku Lan JinLing. Kita kakak beradik yang lahir dari pasangan Lan Xichen dan Jiang Wanyin. Pernikahan mereka tentu sama dengan pernikahan orang pada umumnya, selalu diwarnai dengan humor romansa dan kadang drama kecil yang masing-masing mampu menciptakan warna disetiap harinya. Bisa dibilang saat ini hubungan mereka tengah dinobatkan sebagai hubungan paling dielu-elukan masyarakat luas. Tapi kalian perlu tau tentang ke anehan yang orang tua kami miliki. Oh tidak, papa kami tidak aneh, hanya daddy yang aneh.
Daddy kami sering sekali melakukan hal-hal aneh kepada kami berdua, kepada papa hanya beberapa kali yang jelas tidak sebanyak apa yang daddy lakukan pada kami.
Dan dikesempatan kali ini aku diberi kesempatan untuk menceritakan hal-hal aneh tersebut. Sebenarnya aku bingung dimulai darimana cerita ini karena daddy kami memiliki tingkah aneh yang sangat beragam. Izin kan aku bertanya kepada adekku dimana semua ini harus dimulai, "adek, enaknya kita mulai darimana ya cerita ini?"
"Terserah abang lah, adek gak mau ikutan"
Ck, adekku memang begitu. Dia terlalu takut dengan daddy. Yasudah aku saja yang akan menyampaikan semuanya.
Cerita ini akan diawali dengan suatu pagi yang cerah saat ayah selesai bermain golf dihalaman belakang.
Oh iya, aku minta pada kalian untuk tidak mengadukan ini pada daddy yaa. Jika daddy sampai tau pasti aku langsung diantarkan kerumah ayah untuk dididik disana selama sebulan penuh.
Aih, aku tak mau itu terjadi! Jadi kumohon berkerja sama lah denganku kali ini.
Mari kita kembali pada cerita tadi. Saat selesai bermain golf, daddy masuk kedalam rumah membawa tas golfnya yang berisikan bola dan tongkat tongkat panjang bewarna emas. Dengan peluh memenuhi seluruh kulitnya daddy pergi keruang laundry dan beberapa menit kemudian keluar dari sana. Aku yang sedang berjalan hendak ke taman belakang tak sengaja mendengar bunyi keras seperti dua atau lebih benda yang saling berbenturan dari arah laundry. Dengan rasa penasaran aku berjalan memasuki tempat laundry. Suara itu semakin terdengar kencang saat aku mendekati salah satu dari 5 mesin cuci yang sedang menyala. Aku pun membukanya dan betapa terkejutnya aku saat melihat banyak sekali bola golf tengah berputar mengikuti arah putaran air yang dihasilkan mesin cuci.
Saking kagetnya hingga aku menjerit dan tak sengaja memanggil daddy. Daddy masuk dengan muka panik, bertanya mengenai alasan aku berteriak. "Daddy! Masukin apa dimesin cuci?!" Seru ku.
Daddy berangsur santai tak setegang sebelumnya. Ia melangkah mendekati mesin cuci dan melihat bola-bola golf miliknya. "Ini mah biar bersih abang, kan jelek bola daddy kalo warnanya kucel" ucapnya setelah itu daddy kembali melihat bola-bola miliknya sambil tersenyum.
"Tapi nanti mesin cucinya rusak daddy!"
Daddy dengan santai menjawab "Ya tinggal dilembiru"
"Maksutnya?"
"Lempar beli baru abang masa gitu aja gak tau, gak usah kayak orang susah abang sayang" terang daddy.
Jika saja papa ada saat itu pasti daddy sudah habis dimaki seharian. Kita berdua ingin sekali mengadukannya pada papa tapi sogokan daddy sangat menggiurkan, yaitu PlayStation keluaran terbaru dan satu set perangkat gaming yang biasa para gamers profesional pakai. Bagaimana bisa kedua lelaki jantan ini menolak hal-hal seperti itu?!
Selanjutnya cerita ini dialami oleh kami berdua. "Dek kamu inget gak?" Tanyaku pada JinLing.
"Enggak"
"Yah adek mah, gak seru!"
Mari kita lanjutkan ceritanya. Sebenarnya ini yang menjadi sasaran kejahilan daddy adalah papa, tapi berhubung kami berdua ada disamping papa berdiri siap siaga mempertaruhkan nyawa selayaknya ajudan turut terkena imbasnya. Saat papa dan kami berdua baru saja keluar dari salah satu pusat perbelanjaan datang sebuah mobil mewah bewarna putih dengan ornamen emas. Yang dari jauh pun bisa kami lihat bahwa itu mobil daddy. Daddy turun dengan setelan santainya lengkap dengan kaca mata hitam terpasang apik menghiasi wajahnya. Daddy berdiri menumpukan lengannya pada tangkai spion mobil. Menggerlingkan matanya pada papa "kiw kiw orang cantik mau kemana? Mau daddy anterin?" Ucapnya saat itu. Demi tuhan kami bertiga sangat malu. Orang-orang yang berada disana mendadak mengeluarkan bisik-bisik riuh menanggapi tindakan daddy beberapa orang yang sepertinya mengenal keluarga kami bahkan sampai merekam kejadian itu tapi untung saja pengawal sudah mengamankan mereka. Bukannya kapok daddy malah bertindak semakin genit hingga kami berdua menutupi tubuh papa. Daddy menanggapi dengan gerakan yang menurutku cukup menyebalkan "Weits, pengawalnya galak banget ya, selow guys selow"
Aku yang sudah tak tahan dan tak ingin membuat derajat daddy lebih rendah dimata orang lain mengantar papa segera masuk kedalam mobil daddy. Saat papa sudah masuk lebih dahulu di bangku penumpang depan daddy segera mengambil duduk di kursi kemudi. Aku dan JinLing juga ikut masuk mengisi bangku penumpang belakang.
Namun baru saja pantat ini duduk daddy kembali bertingkah "eits! Anak kecil gak boleh disini! Sana pake mobil masing-masing"
Aku menjawab "loh kan abang gak bawa mobil dad"
"Adek kan belom bisa naik mobil daddy" timpal adek.
"Iya juga ya, yaudah abang masuk ke mall lagi, beli mobil satu terserah deh yang mana nanti adek ikut sama abang ya. Dah dah kalian cepet turun! Kita mau dinner nih nanti telat penerbangannya" daddy
"Lah? Mau dinner dimana?" Tanya adek
"Di Paris, biar keren dikit" jawab daddy
Sungguh orang tua yang sangat patut dijadikan contoh.
Tak sampai situ. Daddy juga sering membeli peralatan-peralatan yang tidak penting. Pernah dulu daddy pulang dari kerjanya membawa sehelai kertas brosur berisikan iklan mesin cuci. Awalnya aku kira daddy ingin membeli mesin cuci itu untuk menganti mesin cuci yang waktu itu pernah daddy buat mencuci bola golf. Tapi dugaan ku salah teman-teman. Daddy membeli itu untuk ia taruh di dalam kamar ku dan kamar adek. Saat kami berdua tanyakan alasannya, daddy hanya menjawab "Ya daddy pingin aja. Kenapa? Gak boleh?"
Tak lama salah satu satpam rumah membunyikan bel rumah. Dia berkata bahwa ada mobil bak terbuka datang membawa 2 mesin cuci piring dan 2 lampu.
Kami berdua hanya bisa pasrah. Mau tak mau mesin cuci itu harus berada di dalam kamar mandi kami.
Tak hanya mesin cuci. Daddy juga membeli 2 buah lampu bulat dengan lampu ditengah bewarna merah yang saat dinyalakan, benda itu mengeluarkan semacam garis-garis bewarna merah. Benda ini persis seperti bola lampu yang biasa para penyihir atau peramal pakai.
Aku hanya menatap daddy dengan pandangan tak percaya. "Apa?" Tanya daddy.
"Daddy! Yang harusnya nanya apa itu abang sama adek!"
"Oh oke, gih tanya"
"Daddd! Ini buat apa sih yaampun! Daddy nyuruh abang sama adek ngeramal siapa?!"
Daddy mendekat ke arah bola ajaib itu "tunggu dong, ini bukan sekedar lampu ini lampu ajaib" daddy menekan sebuah tombol dan terdengar lantunan musik sederhana tanpa nyanyian. "Nih lucu kan ada suaranya, tadi daddy lihat di aplikasi yang daddy baru download dan menurut daddy ini cocok buat kalian yang lucu-lucu" ucapnya sambil menatap bangga lampu pesanannya.
Sekali lagi kami berdua hanya bisa pasrah dan menerima keadaan mental daddy kami berdua yang rada-rada ini.
"Heh! Siapa yang kalian bilang rada-rada?!" Tegur daddy.
Gawat! daddy disini! Mari kita sudahi acara kali ini ya teman-teman nanti akan kita sambung lagi dilain waktu! Tetap jaga kesehatan dan terus pantengin cerita keluarga HuaYin yang gak ada beresnya ini okay?! Bye bye!
"Rada-rada ganteng maksutnya daddy"
"Siapa?"
"Abang"
"Oh iya bener kalo itu, kalo daddy mah beneran ganteng paripurna"
.
.Hewoo, have a nice day everyone! Jangan lupa bahagia yaaa🥰
Chapter ini diisi abang sama adek dulu yaa, tapi lebih banya diisi abang soalnya adek takut jadi anak durhaka sama daddynya 😁
See you next chapter, semoga chapter kali ini bisa menghibur hari penat kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HuaYin [BL] xicheng✓
Fanfictionkumpulan cerita tentang keluarga Lan Xichen dan Jiang Wanyin yang ditulis pas lagi gabut ⚠️Mpreg ⚠️BxB ⚠️Homophobic jangan baca ⚠️Gak suka, jangan baca ⚠️Seluruh jalan cerita murni pemikiran penulis (saya) ⚠️Semua media yang ada di dalam bukan milik...