perbedaan

1.3K 178 15
                                    

"Sudah lari-larinya?" Xichen tertawa kecil melihat wajah cemberut milik istrinya.

Tangannya bergerak membetulkan anak rambut yang keluar dari tatanan rambut akibat Wanyin berlari. Dengan perhatian penuh Xichen memandangi wajah memerah Wanyin.

Memerah lantaran malu digoda suaminya dan kelelahan setelah berlari bermain petak umpet dengan Xichen.

"Capek ya? Mau makan dulu?" Tawar Xichen

Wanyin mengangguk sumringah "Mau!"

Mereka akhirnya berjalan berdua meninggalkan 2 troli berisi barang-barang belanjaan Wanyin kepada kedua anak buahnya.

Restoran ayam siap saji adalah tujuan mereka. Salah satu resto yang tak banyak pengunjung diantara resto lain di dalam swalayan besar ini.

Mereka berdua memutuskan untuk memesan 2 paket spesial ayam tepung dengan semangkuk sup krim bertabur sayuran dan berbumbu kaldu ayam.

Setelah memesan, Xichen dan Wanyin berjalan menuju salah satu bangku dengan 2 kursi yang berhadap hadapan.

Sembari Wanyin membaca bill pesanan tadi, Xichen membukakan kursi untuk Wanyin duduk. "Kenapa harga semangkuk sup krim ini mahal sekali?!" Ucap Wanyin sambil menduduki bangku yang sudah Xichen buka.

"Udah gak usah dilihat, selagi enak kenapa tidak?" Xichen mengambil bill itu dan menyimpannya disaku jas hitamnya.

"Tapi itu tidak masuk akal, bahkan harganya 2 kali lipat dari harga 2 paket ayam goreng Xichen!"

Xichen tersenyum lalu mengusap punggung tangan Wanyin "Gapapa kita kan kaya-"

"Ck pamer" Wanyin berdecak malas dan melemparkan tubuhnya ke sandaran kursi yang membuat usapan Xichen terlepas.

"Jangan marah-marah gitu dong kita kan mau makan, apa kita ganti restoran aja?"

"Gak mau, mau ayam" Wanyin mempoutkan bibirnya dan berucap dalam intonasi manja sambil menunjuk poster ayam besar di luar resto.

"Wanyin" peringat Xichen dengan suara rendahnya. Saat ini Xichen sekuat tenaga menahan tangannya untuk tidak mendekap Wanyin dan berbuat hal-hal yang tidak senonoh.

Wanyin bingung, kenapa dia tiba-tiba merasa terintimidasi dan tidak aman? 

"Permisi, pesanan anda" Untung saja pramusaji ini datang tepat waktu. Jika tidak, pasti Wanyin tidak akan jadi makan ayam dan malah ia yang disantap oleh ayam jago.

Semua makanan yang mereka pesan tersaji di atas meja. Asap mengepul dari sup menghantarkan wangi rempah yang sangat harum ke indra Wanyin dan Xichen.

Tanpa berbasa-basi, Wanyin segera menyantap makanan miliknya. Xichen pun ikut memakan pesanannya.

Menurut Wanyin ayam yang mereka sajikan tingkat kematangannya pas dan balutan tepung yang mereka buat sungguh renyah serta memiliki komposisi bumbu yang pas.

Xichen tak ambil pusing dengan rasa masakan. Jika masakan yang disajikan tidak enak, Xichen hanya perlu makan sambil menatap Wanyin, dan dengan ajaibnya makanan itu menjadi enak dan bisa dimakan.

Hidangan ayam sudah habis, kini giliran krim sup. Wanyin mengambil sendok makan lalu menyendok isi dari mangkuk itu. Saat sup itu sudah masuk ke mulut Wanyin, Xichen menanyakan tentang rasanya "Gimana?"

Wanyin mengangguk riang "Enak! Cobain nih" ia memberikan suapannya ke arah Xichen.

Xichen mengecap rasa yang ada di dalam mulutnya. Setelah mengangguk beberapa kali ia memberikan komentarnya "Enak"

"Mmn!" Wanyin tersenyum senang, ia menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri. Tak sia-sia uangnya ia buang untuk semangkuk sup yang ia pikir tidak layak ini.

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang