Pesta

1.6K 220 16
                                    

Dua pasang mata terjalin dalam satu ikatan saling mengunci tatapan enggan melepas satu sama lain.

Sementara kedua indra tersebut saling bertautan. Tangan dengan jari jemari lentiknya dengan terampil membentuk pola dasi kupu-kupu merah yang tersampir apik menghiasi leher suami.

"Sayang..."

"Hm"

"Ini beneran kamu gak mau ikut?" Xichen menarik pinggang Wanyin lebih mendekat sambil menunjukkan ekspresi sedih.

Ini adalah malam Halloween, Xichen mendapat undangan dari sahabat dekatnya saat sma untuk datang ke pesta perayaan Halloween sekaligus perayaan pernikahannya yang ke 20 tahun bersama sang istri.

Xichen berulang kali mengajak istrinya, tapi Wanyin enggan ikut. Alasannya karena si kecil JinLing sedang tidak enak badan jadi, Wanyin tidak ingin meninggalkan rumah atau si kecil sendirian.

JingYi, ada. Hanya saja si anak tertua sedang masuk minggu ujian yang pastinya sedang sangat sibuk-sibuknya belajar menatap rentetan kalimat memusingkan kepala.

"Aku gak ikut aja ya yankk"

Tangan Xichen menggenggam tangan Wanyin yang masih membenarkan dasi pita nya.

Wanyin yang merasa terganggu konsentrasinya akhirnya menepis tangan Xichen. "Ck, ini ulang tahun pernikahan kak Mingjue sama kak Yao, kamu pesta tahun lalu gak ikut sekarang masa gak ikut lagi?"

"Ayank gak ikut aku gak ikut"

"Adek sakit Xichen"

Tak mau kalah, Xichen memberikan pembelaannya "Nah, adek sakit seharusnya aku sebagai ayahnya harus ada ditempat dong? Kan aku ayah yang siaga, siap, dan tanggap"

"Enggak, dahh sana pergi" Wanyin mendorong tubuh suaminya keluar dari kamar sampai ke depan pintu utama.

Selama itu juga, Xichen merengek mengeluarkan berbagai alasan agar tidak jadi berangkat atau merayu istri cantiknya ikut bersama dirinya ke pesta yang dibuat Mingjue dan istrinya.

Pendirian Wanyin kokoh sekokoh batu. Dia tetap saja menolak bujuk rayu suaminya dan tetap menendangnya keluar rumah masuk ke dalam mobil sedan putih yang sudah menunggunya di depan pintu utama.

"Yankk..." Tak patah semangat Xichen merayu istrinya lagi.

"Enggak Xichen, kamu pergi sana. Toh kalo kamu di rumah juga adek gak bakal kamu ijinin tidur sama aku kan"

Garis bibir Xichen melengkung ke bawah "kan kamu punyaku"

"Haish dah dah, pak minta tolong ya ini diantarkan ke tempat tujuan. Dan jangan pulang sampai pestanya selesai kalau dia maksa anda tolong segera hubungi saya saja"

Si supir berseragam formal meskipun malam hari membungkuk hormat kearah Wanyin dan meminta izin pada Xichen untuk menutup pintu mobil bagiannya.

Saat si supir memutari mobil untuk mencapai tempat duduknya Xichen membuka kaca pintu. "Yankk"

"Pergi Xichenn sayangku"

Xichen berdecak sedih "Gini ya rasanya diusir dari rumah sendiri" ia berucap dengan lesu.

Wanyin terkekeh melihat ketidak berdayaan si konglomerat China ini "enjoy the party sayangku! bye bye!" bertepatan dengan itu mobil sedan putih dengan rombongan mobil dibelakangnya menjauh dari pandangan Wanyin keluar pagar rumah.

..

"Daddy jadi pergi ya pa?"

Sendokan bubur terakhir berhasil dengan susah payah ditelan oleh mulut pahit JinLing.

"Jadi, tadi udah papa usir"

JinLing tertawa tapi tiba-tiba dia bersin dengan kencangnya hingga membuat hidung merahnya menjadi sakit. Wanyin kaget dan segera memberinya dua lembar tisu.

"Kualat nih kamu sama daddy, hahaha"

JinLing mencebikkan bibirnya kesal. Mungkin benar kata papanya, dia sedang terkena karma buruk karena mengejek daddynya.

Tapi tak apa, yang penting daddynya tak berada disini dan membuat onar seperti saat terakhir kali ia sakit dan daddynya itu dengan penerbangan paket kilat datang ke rumah mengambil cutinya sehari dengan alasan menjaga anak-anaknya yang sedang sakit, tapi malah mencuri papa mereka dan menyerahkan anak-anaknya ke tangan para dokter ahli yang sengaja ia datangkan khusus untuk merawat JinLing dan JingYi.

Setelah Wanyin membantu putra kecilnya membersihkan hidungnya, ponsel yang ia taruh di nakas sebelahnya berbunyi.

Dilayar ponsel nampak nama kontak Xichen yang sedang menunggu melakukan panggilan video dengan dirinya.

Wanyin kemudian menggeser panel hijau ke samping dan munculah wajah suaminya yang sedang duduk sendirian dengan wajah memelas.

"Ini belum 4 jam sejak kamu disana Xichen"

"Mau pulang yankkk, lihat deh ini aku gak ada temennya disini" Xichen membawa ponselnya untuk mengarahkan kameranya kesekitar, menunjukkan pada istrinya bahwa ia sedang sendirian, dalam artian tidak ada yang benar-benar ia kenal disana.

"Boleh pulang yaa yin" ekspresinya sangat menyedihkan, dengan bola mata jernih dan bibir melengkung ke bawah.

"Kak Mingjue sama kak Yao kemana?"

"Jahat mereka tuh, masa tamunya disuruh nunggu sendirian mereka asik berduaan gak tau kemana"

Wanyin tertawa kecil. Xichen dan Mingjue adalah orang yang sama. Tidak ingin terlalu lama berada disekitar orang lain apalagi dengan istrinya.

"Yaudah iya, pulang sini tapi pamit dulu sama mereka ya?"

Wajah Xichen yang muram mendadak cerah seperti lampu pesta bewarna putih sedang menyoroti dirinya seorang.

"Bener? Okay aku pamit dulu yaaa tunggu sebentar habis ini aku pulang. Da dah cintaku" Xichen buru-buru mematikan telfonnya dan mencari sepasang suami istri pemilik pesta ini.

"Daddy kenapa sih kek anak kecil banget, kan adek masih mau sama papa" JinLing memeluk pinggang Wanyin menenggelamkan wajahnya disana enggan melepaskan papanya pada sang daddy.

"Kalian itu mirip banget" Wanyin tertawa kecil mengusap rambut anaknya.

..

Disebrang sana.

"Terimakasih kak sudah mau kerjasama"

"Sama-sama" ucap Nie Mingjue sambil menjabat uluran Xichen, pria yang sudah ia anggap adik sendiri.

Jin GuangYao, istri dari Nie Mingjue berdecak merotasikan matanya "Dasar picik. Kalau aja Wanyin tau ini akal-akalan kalian, habis kalian"

Mereka, tidak, Nie Mingjue membantu Xichen dan mengarahkannya ke tempat yang lumayan sepi jauh dari kolega yang mungkin dikenal Wanyin dan mereka berdiri di dekat Xichen sambil menghindari arahan ponsel Xichen yang sedang merekam keadaan sekitar saat melapor pada istrinya.

"Yaampun, ratu sejagat malam ini cantik banget sih-"

Nie Mingjue memelototi Xichen, memperingati "Punyaku!" Sambil membawa istrinya kebelakang punggung nya.

.
.

Hewoo, have a nice day everyone! Jangan lupa bahagia yaaa🥰

See you next chapter, semoga chapter kali ini bisa menghibur hari penat kalian.

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang