Masalah sudah selesai. Tiga hari ini keluarga Xichen mengisi hari-harinya dengan penuh canda tawa.
Seperti saat ini, si bungsu dan si anak pertama sedang asik bermain permainan baru yang teman JingYi sarankan. Permainan ini dimainkan dengan cara menari mengikuti gerakan tokoh animasi dan alunan musik dari layar besar.
Awalnya mereka bersenda gurau melakukannya penuh dengan canda tawa sesekali Wanyin menutup majalah yang ia baca dan menonton kedua anaknya menari hingga permainan pun selesai. JinLing melihat skor kakaknya yang sangat tinggi, bahkan sampai mendapat julukan sebagai master game di permainan itu.
JinLing tak terima, ia ingin adu gerakan lagi dan JingYi menerimanya. Mereka akhirnya menari bersama. JinLing mengambil permainan ini dengan sangat serius, terlihat bahwa ia sangat kompetitif. Sedangkan JingYi melakukan permainan dengan asal-asalan dibarengi tawa jahilnya, ia kerap kali bergerak tak sesuai dengan yang dicontohkan pada layar bahkan ia sesekali bergerak ke tempat JinLing dan menghalangi pandangan JinLing yang membuat skor JinLing menjadi jelek kembali.
"Adek keluar! Abang curang!" JinLing melemparkan tubuhnya disebelah Wanyin dengan kasar. Kedua lengan ditekuk di dada, bibir mengerucut dan alis menukik. JinLing seperti anak kecil.
Wanyin tak mau memberi respon, ia hanya menatap mereka berdua dan kembali membaca majalahnya. Dia berfikir ini bukan lah hal besar yang perlu campur tangannya. Toh mereka berdua sudah besar.
"Yah dek jangan marah gitu dong, ayo sekali lagi deh" rayu JingYi.
JinLing menyentak lengannya sehingga tangan JingYi yang berada dilengannya terlepas. "Gak, abang curang!"
"Abang minta maaf deh, janji abis ini gak ngulang lagi"
"Bener ya?" JinLing mengacungkan telunjuknya tepat didepan wajah JingYi.
"Iyaa, nanti kalo abang curang lagi adek bisa minum jatah boba nya abang bulan ini" bisik JingYi.
Mendapat penawaran yang menggiurkan itu, JinLing langsung memaafkan abangnya. JinLing itu maniak boba. Wanyin tau itu. Wanyin juga tahu maniak JinLing bisa menghabiskan 3 macam boba dalam 1 hari. Oleh karena itu Wanyin membuat peraturan kepada anak-anaknya hanya boleh mengkonsumsi boba sebanyak 3 kali dalam sebulan.
Dan yang JinLing tau, JingYi belum mengambil jatahnya sama sekali.
"Oke deal!"
Mereka akhirnya bermain lagi dengan gerakan dan lagu yang berbeda. Sesuai janji JingYi pula, ia tak menganggu ataupun mengacaukan adeknya.
Wanyin mengintip mereka dari sela-sela majalah dan jarinya. Di dalam hati Wanyin sangat bahagia melihat kedua putranya bisa akur lagi tanpa harus ada baku hantam diantara mereka.
Setelah bosan mereka mengganti permainan yang baru, begitu terus hingga jam menunjukkan pukul 8 malam. Yang artinya mereka sudah bermain selama 5 jam lamanya.
"Paa, abang lapar"
"Adek juga"
Mereka berdua meletakkan stick permainan mereka menoleh kebelakang menatap papanya dengan ekspresi memelas.
"Oke papa masakin"
Wanyin pun meletakkan majalahnya lalu bangkit pergi menuju dapur. Di dapur ia memasak berbagai macam makanan untuk makan malam, sekaligus beberapa camilan yang akan mereka bawa sebagai teman perjalanan.
Hari ini rencananya mereka akan berlibur ke mansion milik Xichen yang ada di Rusia menggunakan jet pribadi mereka. Ini acara Xichen, sebagai hadiah atas pencapaian dirinya menyelesaikan masalah besar kemarin, sekaligus hadiah bagi JingYi karena sudah membantu pekerjaan daddynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HuaYin [BL] xicheng✓
Fiksi Penggemarkumpulan cerita tentang keluarga Lan Xichen dan Jiang Wanyin yang ditulis pas lagi gabut ⚠️Mpreg ⚠️BxB ⚠️Homophobic jangan baca ⚠️Gak suka, jangan baca ⚠️Seluruh jalan cerita murni pemikiran penulis (saya) ⚠️Semua media yang ada di dalam bukan milik...