Saat ini seharusnya adalah agenda dimana Wanyin mengantarkan makan siang untuk Xichen. Namun, saat dipertengahan jalan menuju gedung kantor milik suaminya, Wanyin tiba-tiba saja mendapat panggilan dari istri Song Lan, XingChen.
XingChen meminta bantuan Wanyin untuk menjaga anak perempuannya sebentar sementara dia harus pergi mengurusi urusan penting bersama suaminya di luar negri. XingChen ingin mengajak putrinya, tapi ia tidak bisa. Mengajak putrinya ditambah tidak ada baby sitter yang menjaga akan membuat pekerjaan XingChen dan suaminya semakin lama selesai.
Untuk itulah, XingChen mempercayai Wanyin untuk menjaga putri satu-satunya.
Mendengar tawaran itu Wanyin yang memang ingin mempunyai bayi perempuan langsung menerimanya tanpa pandang buluh, yang seharusnya 1 meter lagi sampai didepan kantor langsung putar balik menuju kediaman keluarga Song.
Sesampainya disana ia disambut dengan XingChen yang membawa putrinya digendongan dan Song Lan yang sibuk mengecek berkas-berkas penting yang akan mereka gunakan nanti.
"Maaf ya aku merepotkanmu" ucap XingChen tak enak hati.
"Sama sekali tidak merepotkan"
Papa satu anak itu menyerahkan putrinya yang sedang tidur ke dekapan Wanyin sambil memberi kode kepada asisten disampingnya untuk menyerahkan tas berisi perlengkapan anaknya ke supir pribadi Wanyin.
Keinginannya memiliki anak perempuan membuat Wanyin sangat bahagia. Akhirnya ia bisa merasakan bagaimana memiliki anak perempuan secantik dan semanis A-Qing.
"Aku titip A-Qing sampai dua hari kedepan ya" XingChen mengusap pipi anaknya.
"Yang lama juga gakpapa kak" Wanyin sangat senang, saking senangnya Wanyin tak mau melepaskan tatapannya dari mata jernih milik A-Qing yang turut menatap Wanyin.
Ini bukan kali pertama Wanyin menggendong atau bertemu dengan A-Qing. Sebagai seorang anak kecil berusia 8 bulan, A-Qing terlihat sangat tenang bila berada dipelukan orang lain. Bahkan saat pertama kali Wanyin menggendongnya dulu, A-Qing sama sekali tak rewel ataupun menangis. Mungkin karena bawaan orang tuanya yang juga tenang membuat sifat A-Qing ikut tenang dan tak mudah menangis bila harus bersama orang lain.
"Aku titip A-Qing ya, ayo sayang" Song Lan dan XingChen berpamitan lalu masuk kedalam mobilnya. XingChen melambai kearah Wanyin dan disambut lambaian tangan juga dari Wanyin.
"Anak cantik sama papa Wanyin dulu ya" Wanyin sangat gemas hingga ia terus menciumi pipi A-Qing sambil berjalan menuju mobil.
Saking senangnya dengan temuannya hari ini, Wanyin sampai lupa jika dia harus mengantarkan makan siang untuk suaminya. Sedangkan suaminya yang berada di kantor sudah dengan muka lesu sesekali menatap jam dan pintu masuk menunggu kemunculan istrinya. Untung saja sebelum Wanyin benar-benar berada di rumah, dia melihat kotak makan milik Xichen. Segera Wanyin menyuruh supir untuk memutar arah kembali ke kantor Xichen.
Di kantor, Wanyin menjadi bahan obrolan bagi semua pegawai yang melintas di sebelahnya. Wanyin yang biasanya menyapa para pegawai dengan senyuman manis malah asik bercanda dengan bayi mungil dan dikelilingi empat pengawal.
Baru Wanyin ingin menaiki lift menuju ruangan Xichen, ternyata Xichen sudah lebih dulu keluar dari lift. "Eh Xichen, aku baru mau aja keatas" Wanyin tersenyum sambil menunjukkan A-Qing pada Xichen.
Xichen sudah membuka mulutnya hendak bertanya tentang bayi yang ada di gendongan Wanyin, tapi Wanyin langsung saja masuk ke dalam lift sambil mengobrol lagi dengan A-Qing "Ayo kita ke ruangan daddy Xichen sayang"
Merasa pintu tak kian menutup Wanyin melihat ke depan menyadari suaminya malah berdiri tepat dipintu lift, "Kamu gak masuk? Mau ada rapat dulu ya? Yaudah aku sama A-Qing ke ruanganmu dulu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HuaYin [BL] xicheng✓
Fanfictionkumpulan cerita tentang keluarga Lan Xichen dan Jiang Wanyin yang ditulis pas lagi gabut ⚠️Mpreg ⚠️BxB ⚠️Homophobic jangan baca ⚠️Gak suka, jangan baca ⚠️Seluruh jalan cerita murni pemikiran penulis (saya) ⚠️Semua media yang ada di dalam bukan milik...