belanja bulanan

1.3K 186 34
                                    

Di siang hari yang cerah tampak sekumpulan manusia tengah berbincang hangat sambil bercanda di salah satu dapur rumah mewah keluarga Lan Xichen.

Terlihat tak ada sekat sama sekali antara sang permaisuri rumah dan para pelayan. Wanyin bergabung dengan apiknya kedalam pembahasan yang biasa para pelayan bicarakan sembari mengerjakan kerjaannya.

"Nyonya apakah pengawal baru tuan muda JinLing sudah memiliki kekasih?" Bahkan tak jarang Wanyin menjadi mak comblang bagi pelayan-pelayan wanita yang masih lajang.

"Belum sepertinya. Nanti aku kasih nomor telfonnya ya" tak apa, Wanyin akan dengan senang hati menjawab hal itu asal tidak dengan pertanyaan tentang suaminya.

"Terimakasih nyonya"

Berkumpul dengan mereka membahas masalah kecil hingga besar disela-sela waktu cukup mengobati rasa kesepian Wanyin saat harus berada di rumah sendirian menunggu suaminya dan anak-anaknya pulang ke rumah.

Saat asik berbicara dan bercanda gurau, salah satu pelayan yang cukup tua berjalan melaluinya sambil membungkuk membawa keranjang belanjaan.

Wanyin iba melihatnya. "Bibi tunggu" panggil Wanyin dan pamit keluar dari percakapan lalu menghampiri si bibi tua.

"Bibi mau belanja ya? Biar aku saja yang belanja" Wanyin mengambil keranjang yang bibi itu bawa namun si bibi tua menolaknya.

Ia terus berkata dengan sangat sopan agar dia saja yang berbelanja bulanan karena memang sudah tugasnya untuk berbelanja.

Wanyin dengan tegas berkata "saya saja bibi, saya juga ingin pergi membeli sesuatu"

Bibi tua itu sempat ragu awalnya, namun akibat bujukan dari pelayan lainnya akhirnya ia mau menyerahkan keranjang belanjaannya dan berkata "Saya temani nyonya ya"

"Tidak perlu bibi, Wanyin bisa sendiri"

Salah satu pelayan muda dengan sopan berkata "Alangkah lebih baik bila nyonya ada yang menemani, izinkan saya yang menemani nyonya" dan disusul beberapa pelayan muda lainnya

Wanyin tertawa melihatnya "Meskipun aku menjadi istri dan ibu rumah tangga aku ini pria bagaimanapun tenagaku jauh lebih kuat dari kalian"

Para pelayan tersipu malu karena perbuatannya sendiri. Mereka bukan lupa tentang jati diri asli majikannya hanya saja mereka terlalu menyayangi Wanyin dan selalu menganggap Wanyin adalah saudara perempuan mereka yang manis dan indah serta yang harus dijaga sedemikian rupa agar tidak rusak.

"Tenang saja aku akan pergi dengan Xichen"

Helaan nafas dan raut wajah tenang tampak pada mereka setelah mendengar nyonya nya berada di tangan yang tepat dan aman.

Tak ada yang bisa menandingi tuan besar mereka, Lan Xichen.

"Aku bersiap dulu ya, permisi" Wanyin pun pamit menuju kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar ia menelfon suaminya dan langsung tersambung begitu dering sambungan pertama.

"Selamat siang cintaku,
kamu pasti sudah rindu ya"

Belum saja Wanyin menyampaikan maksut hati menelfon Xichen tapi dengan gaya narsistik orang disebrang mengatakan bahwa ia sedang merindukannya.

"Gak usah geer, sekarang pulang anter aku belanja"

"Yank-"

"Apa? Gak mau?"

"Siapa yang bilang gak mau.
Maksut aku, siap sayang"

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang