adek baru

3.4K 318 33
                                    

Pagi hari yang tak biasa. Harusnya Wanyin sudah berada di dapur bergulat dengan alat dan bahan masak untuk menciptakan makanan lezat yang akan keluarganya makan. Iya harusnya seperti itu, bukannya sekarang dimana dia terduduk lemas di depan closet duduk sambil memuntahkan isi perutnya.

"Huek!"

"Huek! Ugh aku makan aapa sih semalem"

Lan Xichen mendengar suara Wanyin dari kamar mandi mulai terganggu acara tidurnya. Ia dengan panik turun dari tempat tidur dan lari ke dalam kamar mandi yang tak dikunci Wanyin.

"Sayang, kenapa?" Lan Xichen memijit tengkuk istrinya.

Wanyin menangis dan merengek menarik-narik lengan Lan Xichen "Mual! Gak enak perutnya huan" "huek!" ia kembali memuntahkan cairan bening ke dalam closet.

Wanyin kemudian mengelapkan sisa sisa muntahannya yang ada di sekitar mulutnya ke lengan suaminya "Iya sayang" Lan Xichen dengan sabar tetap mengurut tengkuk istrinya.

Setelah Wanyin merasa sudah tidak akan mengeluarkan isi perutnya lagi Lan Xichen mengangkat menggendong Wanyin, membawanya ke tempat tidur.

"Minum dulu ya" Lan Xichen menyerahkan segelas air putih yang memang sudah disediakan Wanyin setiap menjelang tidur.

Wanyin menolak dan mendorong gelas itu "gak mau, mau yang hangat" ujarnya manja.

Lan Xichen mengerutkan alisnya. Tak biasanya istrinya berbuat manja sepagi ini. Tapi jika sakit, Wanyin memang akan selalu bersikap manja sih.

"Tunggu sebentar ya, aku ambilin dulu" Lan Xichen kemudian membawa gelas itu ke dapur.

Belum sampai membuka pintu kamar, Wanyin memanggilnya sambil merengek "Gak usah deh Huan disini aja gosokin perut a-yin, mual masih an" tangannya bergerak mengelus perut miliknya.

Lan Xichen kembali menghampiri ranjang "minum dulu tapi" ia menyerahkan gelas air mineral yang Wanyin tolak tadi.

Tak ingin Lan Xichen pergi, Wanyin memutuskan untuk mengalah dan menegak habis isi gelas bening itu.

"Pintar" Lan Xichen tersenyum melihat Wanyin yang patuh. Ia memuji istrinya sambil memberikan elusan lembut pada rambut Wanyin sebagai hadiah karena sudah patuh padanya. "Sini, perut siapa yang mau Huan elus" Lan Xichen berucap seperti sedang berbicara dengan anak kecil.

Wanyin entah mengapa merespon dengan berlagak seperti anak kecil, "a-yin a-yin mau dielus elus perutna" ia menunjuk perutnya sambil tersenyum persis seperti anak kecil.

Lan Xichen terkekeh, kemudian ia membaringkan tubuhnya disamping istrinya. Menaruh kepala Wanyin masuk ke lengannya, sedangkan tangannya yang satunya bergerak mengelus perut istrinya.

Sambil tangannya mengusap permukaan kulit perut Wanyin, Lan Xichen memandangi langit-langit kamarnya yang bewarna emas. Dengan senyum terpatri di wajahnya ia berkata "Terakhir kamu kayak gini waktu kamu hamil adek tau yank, dah lama banget. Aku jadi pingin punya anak lagi deh, a-yin mau gak?"

Tak ada respon. "Yank" wajahnya ia hadapkan ke istrinya "Hm, tidur" Wanyin ternyata sudah kembali terlelap, bagus lah, sedari tadi ia sudah mengeluarkan isi perutnya dan sekarang ia harus banyak banyak istirahat.

Lan Xichen memberikan kecupan di dahi dan bibir Wanyin kemudian memeluk tubuh Wanyin erat. Ia kembali pada lamunannya dan bergumam "terakhir kayak gini pas hamil adek, apa jangan-jangan a-yin hamil lagi?!" Lan Xichen hampir saja memekik keras jika ia tak ingat Wanyin sedang tertidur lelap di lengannya.

Kalau memang benar Wanyin hamil lagi. Sudah, Lan Xichen tak bisa berkata-kata dia sangat bahagia. Dia akan menimang malaikat baru di lengannya, menggoyangkannya ke kiri dan kekanan. "Sayang, terimakasih" Lan Xichen mengecup seluruh permukaan kulit wajah Wanyin hingga si pemilik merengek di tengah acara tidurnya.

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang