Fight and Sunset

1.2K 167 15
                                    

"Ada agenda lagi hari ini?"

Si sekertaris menjawab "Ada tuan, 15 menit lagi anda harus menghadiri pesta Wen Corp"

"Wen Corp?! Aku ik-"

"Batalkan saja aku tidak ingin kesana"

Wanyin memukul lengan suaminya "Ish! Kamu itu diundang, harus dateng pokoknya!"

Xichen tetap menolak. Wen Corp yang dimaksud bukan Wen Ning tapi perusahaan milik Wen Chao, seseorang yang dulunya cukup dekat dengan Wanyin.

Jika tidak ada Wuxian yang menemani Wanyin pasti disitu Wen Chao datang. Berlagak seperti kawan baik yang selalu memanjakan Wanyin dengan makanan serta membelanjakan uangnya untuk hal-hal kesenangan Wanyin. Wen Chao adalah saingan terberatnya saat itu.

Bukannya Xichen merasa kecil, hanya saja jika Wanyin berada di dekat Wen Chao sudah bisa dipastikan akan ada adegan pegang tangan berpelukan dan mengobrol berdua mengulas masa lalu indah mereka. Memikirkannya saja Xichen sudah kepanasan terbakar rasa cemburunya sendiri.

"Saya pulang dulu" Xichen menggandeng tangan istrinya dan mengajak Wanyin pergi dari gedung perkantoran.

Sesampainya di parkiran mobil Wanyin mengomel "Kalo kamu gak mau ikut, aku pergi sendiri aja yaa?"

"Gak"

"Yaudah aku telfon supir dulu ya biar dia yang anter aku kesana" Wanyin merogoh saku mantel coklat susunya dan menekan panggilan khusus untuk satpam dirumah, belum sempat nada pertama berbunyi Xichen sudah lebih dulu merebut ponselnya dan membatalkan panggilan.

Wanyin berfikir mungkin Xichen tidak ingin ia diantar orang lain. "Aku minta anterin abang ya?"

"Enggak ya enggak Wanyin!"

Wanyin terdiam. Seumur hidupnya baru kali ini Xichen membentaknya seperti ini.
"Aku cuman mau ketemu temenku sendiri loh? Salah ya?" Air mata Wanyin rasanya ingin terjun saat ini juga. Hatinya sakit dibentak seperti ini.

Wanyin berusaha menguatkan hatinya. Ia tidak boleh menangis. Tidak boleh "Oh atau kamu cemburu?"

Xichen menolak untuk menjawab yang dianggap Wanyin sebagai balasan iya.

"Cemburu mu itu gak masuk akal Xichen!" Wanyin menyentak kan tangannya lalu pergi ke arah mobil.

Saat ingin membuka pintu mobil, pintunya tak bisa dibuka. Ia baru ingat yang memegang kuncinya adalah Xichen sedangkan Xichen masih tertinggal dibelakang berjalan sambil menunduk. Wanyin yang sudah kesal membentak Xichen menyuruhnya membuka kunci mobil "Buka!"

Bunyi pertanda kunci telah dibuka pun terdengar, Wanyin segera masuk dan menutupnya dengan gebrakan yang kencang. Andai itu bukan Wanyin sudah pasti orang itu akan habis Xichen pukuli karena telah menyakiti mobil kesayangannya, mobil Rolls-Royce Sweptail putih dengan garis emas murni khusus pesanan Xichen. Mobil keluaran UK dengan desain elegan luar dan dalam serta tingat keamanan yang tinggi. Mobil ini lah yang selalu Xichen bawa saat berpergian bersama keluarga kecilnya.

Selama perjalanan Wanyin terus-terusan melihat ke luar jendela. Tangan yang biasa Xichen genggam dan belai selama mengemudi sekarang terlipat dengan galaknya di depan dada.

Xichen menghela nafasnya berat, mungkin kali ini rasa cemburunya sudah berlebihan. Tak seharusnya ia mengekang Wanyin seperti ini, meskipun Wanyin istrinya tapi Wanyin tetaplah milik dirinya sendiri yang butuh kebahagiaan lain.

Memikirkan tengang kebahagiaan yang mungkin bisa Wanyin dapat dari orang lain malah membuat Xichen menjadi kecil. Pikiran jelek mulai menyusup memenuhi kepala Xichen. Xichen bahkan sampai membayangkan istrinya akan lebih suka berada di samping orang lain ketimbang dirinya.

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang