"ugh- udah dong capek tau!" Wanyin mendorong badan kekar milik suaminya yang asik mencumbu seluruh tubuhnya yang telanjang tanpa sehelai benang satu pun.
Lan Xichen menggeleng, lalu kembali mencium menelusuri leher jenjang Wanyin.
Wanyin yang merasa kelelahan setelah bekerja selama 3 ronde tanpa istirahat hanya bisa pasrah dan merentangkan tangannya kekasur. Bodo amat dengan apa yang akan dilakukan suaminya, toh Xichen tidak akan berani macam-macam jika tidak dalam keadaan marah.
Dan benar saja, Xichen akhirnya berhenti dan memindahkan tubuhnya ke samping Wanyin. Xichen lalu mengangkat Wanyin masuk kedalam lengannya dan menyelimuti tubuh mereka. Wanyin tentu menyambut pelukan hangat itu dengan senang, ia semakin memasukkan tubuhnya lebih rapat menyentuh kulit suaminya hingga celah tak dapat mengganggu mereka.
Ditengah acara berpelukan, pikiran Xichen yang sedari tadi mengganggu nya akhirnya tak dapat lagi ia bendung, "a-yin sayang, aku dengar adik ipar mau ngajak kamu syuting ya?" Tanya Xichen penasaran.
Wanyin hampir saja tertidur karena buaian aroma keringat maskulin tapi lembut si dominan jika saja Xichen tidak tiba-tiba bertanya hal yang ia belum ceritakan padanya. Niatnya ia ingin cerita saat ini, tapi ia lupa karena sudah dipenuhi rasa kantuk dan lelah.
"Ah iya, aku mau cerita tapi kelupaan ehehehe, gakpapa ya?"
Wanyin mendongakkan kepalanya menatap rahang tegas Lan Xichen yang sedang menatap langit-langit kamar. "Sayang" panggilnya lagi kala tak mendapat sahutan dari Lan Xichen.
"Iya gakpapa" Xichen menunduk menatap wajah cantik istrinya sambil tersenyum menyambut senyum indah milik dunianya.
"Terimakasih sayangnya a-yin. Syutingnya mulai besok, jadi ayo kita tidur sekarang karena a-yin sudah mengantuk daddy" kalimat terakhir sungguh memacu sisi serigala bringas milik Xichen, tapi ia ingat besok istrinya akan bekerja. Wanyin tidak boleh kelelahan.
"Sweet dream honeybee" Lan Xichen mencium dahi istrinya lalu bertepuk tangannya dua kali dan lampu kamar seluruhnya padam, hanya tersisa beberapa lampu tidur temaram.
..
"habis ini kita akan melakukan adegan bergandengan tangan di taman, Wanyin nanti gandeng tangan Wen Qing oke?" sutradara mengatur jalannya syuting.
Wanyin mengangguk menyetujui. Setelah membaca sekilas naskah yang akan ia perankan nanti Wanyin berjalan menuju lawan mainnya. Wanyin memberikan senyum terbaiknya agar si lawan main tak gugup saat beradu akting dengannya, "jangan gugup okay, anggap saja aku pacarmu saat di depan kamera nanti" Wanyin memberikan kalimat penenang dan usapan pada bahu si wanita.
Wen Qing mengangguk.
Sedangkan pasangan Wanyin yang sesungguhnya tengah berdiri bersandar pada pohon yang rindang tetap menampilkan senyumnya, senyum penuh sarkastik menatap istrinya. Lihat saja ya nanti sayang.
Wanyin tiba-tiba merinding, tapi segera ia hiraukan. Mungkin hanya makhluk halus yang sedang menatapnya penuh cemburu.
Setelah beberapa menit adegan pun dimulai. Saat adegan bergandengan tangan mulai dilakukan tiba-tiba saja segerombolan anak kecil membawa kincir angin datang entah dari mana masuk kedalam set.
"Cut! Bagaimana bisa anak-anak ini masuk?! Keamanan! Atau siapapun tolong singkirkan anak anak itu!"
Dua orang bertubuh tambun berpakaian serba hitam lengkap dengan kacamata hitam mengamankan semua anak nakal itu. Dan adegan pun dimulai lagi.
Tapi kali ini hal yang lebih absurd datang lagi. Berbagai bentuk kembang api ditembakkan ke angkasa, indah bentuknya tapi "Cut! Siapa yang menyalakan kembang api di siang bolong begini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HuaYin [BL] xicheng✓
Fanfictionkumpulan cerita tentang keluarga Lan Xichen dan Jiang Wanyin yang ditulis pas lagi gabut ⚠️Mpreg ⚠️BxB ⚠️Homophobic jangan baca ⚠️Gak suka, jangan baca ⚠️Seluruh jalan cerita murni pemikiran penulis (saya) ⚠️Semua media yang ada di dalam bukan milik...