cerita sebelum tidur

1.7K 216 17
                                    

"Pergi! Mandi dulu dong bau nya itu lo bikin muntah!" Teriak Wanyin di atas tempat tidur saat suaminya datang menghampiri dirinya untuk menerima jatah hariannya sambil melempari suaminya dengan bantal.

"Sayang, aku sudah mandi kok coba cium dulu sini"

"Bodo amat! Pokoknya aku mau kamu mandi lagi! Pake sabun aku aja!"

"ayang, sabun kamu baunya manis banget. Aku-"

"Apa?! Gak suka?! Yaudah tidur di luar aja gak usah masuk!" Sekarang Wanyin tengah memegang guling siap melempar kearah Xichen.

Xichen segera berlari masuk ke dalam kamar mandi sambil berseru "Iya iya aku mandi!"

Wanyin sebenarnya hanya ingin menjahili suaminya. Ia tak benar-benar mencium bau tak sedap dari Xichen.

Suaminya itu seorang pria yang sangat rapi jadi tidak mungkin berbau tak sedap, meskipun selesai olah raga berjam-jam aroma tubuhnya masih sama, aroma hutan pinus yang menenangkan sekaligus sangat maskulin.

"Papa!" Pintu terbuka lebar menampilkan si kecil JinLing yang masih segar datang menenteng-nenteng bantal di tangan kiri dan guling di tangan kanan.

Wanyin mendudukkan dirinya. "Kenapa adek sayang? Kok belum tidur sih?"

JinLing mengucek matanya sambil menguap lebar. Wanyin dengan sigap langsung menutup mulut anaknya "ditutup adek"

"Hehehe maaf papa lupa" JinLing terkekeh lalu melempar bantal serta gulingnya ke atas kasur "adek mau tidur sama papa sama daddy, boleh ya pa?"

"GAK! gak boleh!" Teriak Xichen yang baru keluar kamar mandi lengkap dengan rambut basah dan jubah mandi bewarna putih.

"Boleh kok sayang boleh banget, abang kemana?"

"Abang disini papa!" JingYi masuk ke dalam kamar tanpa membawa apa apa dan langsung melemparkan tubuh besar nya ke arah ranjang besar milik kedua orang tuanya.

JingYi kemudian bergulung kesana kemari dan berakhir memeluk tubuh papanya "aaa! abang kangen banget tidur sama papa"

"Kalian jangan tidur disini donggg daddy kan-"

"Sekali kali lah anak-anak tidur disini" ucap Wanyin sambil merentangkan tangannya memeluk kedua anaknya.

Xichen merengut "tapi kasurnya gak cukup tau yank"

"Yaudah aku aja yang tidur dikamar anak-anak kamu tidur disini, ayo sayang" Wanyin bangkit dari tidurnya diikuti kedua anaknya yang bersorak riang papa nya akan tidur dengan mereka malam ini.

"Ayank mah gituu" Lan Xichen merengek seperti anak kecil. Menggoyangkan badan besarnya kesana kemari memegangi lengan Wanyin.

Wanyin menatap dalam kemata Xichen. Membuat lawan tatap nya mematung merinding seketika "ayank gakpapa?" Tanya Xichen memastikan.

Wanyin malah memincingkan matanya lalu tiba-tiba ia menepuk dahi suaminya dan mendorong nya menjauh "ayo keluar jin suruhan Wei Wuxian!"

"Ayankkk!!"

"Ahahhahaha" melihat tingkah kekanakan kedua orang tuanya. JinLing dan JingYi tertawa terbahak-bahak, sudah berulang kali mereka menyaksikan kekonyolan orang tua mereka tapi tetap saja JinLing dan JingYi masih akan tertawa terbahak bahak tak bisa berhenti sampai salah satu dari mereka "uhuk, uhuk!" batuk.

"Mangkanya jangan suka ngetawain orang tua, kualat kan" ucap Xichen sambil menyerahkan segelas air putih.

"Abang abang" ucap JinLing menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah sudah ayo tidur semua, kamu kalo gak mau tidur disini kamu tidur diluar aja deh, hari ini aku mau tidur sama anak-anak"

"Gak, aku mau tidur disini. Sama anak-anak kita" Xichen mengatakannya sambil tersenyum lima jari, tapi malah mendapat respon gerakan ingin muntah dari kedua anaknya.

Setelah mereka berempat berbaring diatas tempat tidur dengan posisi JinLing dan JingYi ditengah, JinLing dekat Wanyin dan JingYi dekat Xichen.

Saat suasana sunyi tidak ada lampu yang menerangi dan JingYi yang hampir terlelap memeluk daddynya harus membuka matanya ketika adiknya tiba-tiba bersuara "Papa, cerita dong kenapa papa dulu mau nikah sama daddy"

Wanyin kemudian menepuk tangannya pelan dan lampu perlahan menyala dengan cahaya temaram "adek gak bisa tidur banget ya sayang?" Tanya Xichen

"Iya daddy, maaf ya ganggu tidur nya papa, daddy, sama abang"

"Gapapa adek lagian abang juga pingin tau"

Wanyin memeluk anak bungsunya erat sambil bercerita "mm apa ya? karena gak ada pilihan lain sih, nenek sama kakek kalian ngasih pilihannya cuman daddy kamu aja"

"Ay, depan anak-anak lo ayankk" ucap Xichen tak terima.

"Belum selesai"

"Oke lanjut papa"

"Kalian berdua tau kan nenek sama kakek kalian perfeksionis nya kayak gimana? Mereka sengaja cuman ngasih pilihan daddy kalian ya karena cuman daddy kalian aja yang lolos kualifikasi mereka. Dan, papa juga gak ada pilihan lain karena yang terbaik sudah ada di daddy kalian semua"

Wanyin menatap mata bening JinLing yang memiliki warna mata ungu gelap hampir mendekati coklat miliknya.

Mendengar pujian dari istrinya membuat tingkat percaya diri nya melonjak 100 kali lipat "Terimakasih sayang, tuh kalian denger. Daddy ini yang terbaik"

"Iyain aja" ucap JingYi

"Abang daddy skorsing, daddy sita mobilnya"

JingYi sontak duduk dan merengek pada Xichen "Daddyyyy jangan dong, masa abang kuliah jalan kaki"

"Lalu alasan daddy mau menikah sama papa apa?" Tanya JinLing yang sekarang berganti arah menatap Xichen.

"Karena papa mu itu ungu"

"Oh! Abang pernah baca, arti ungu itu misterius gitu"

Xichen menjentikkan tangannya "100 buat abang, skorsing saya cabut"

"Yey!! Eh tapi maksutnya gimana ya dad?"

"Papa kamu itu misterius, jadi bikin daddy penasaran terus-"

"Iya daddy kalian itu awalnya cuman penasaran aja-"

"Ehehhe, tapi semakin lama daddy menyelam masuk nyari tau tentang papa kalian. Daddy akhirnya terjebak dan semakin jatuh semakin dalam sama pesona papa"

JingYi yang sedari tadi menyimak kembali bertanya "berarti papa itu kayak palung mariana ya dad?"

"Iya, dalam, misterius, dan susah ditaklukkan tapi kalau sudah takluk, bukan papa yang takluk tapi daddy yang takluk sama keindahan Wanyin" ucap Xichen sambil menatap Wanyin.

"Ngomong apa sih" kata Wanyin berusaha menyembunyikan rona merah wajahnya sambil bergerak bersembunyi dibalik punggung anak bungsunya.

JingYi dan Xichen tertawa melihat Wanyin yang salah tingkah. "Eh... Adek udah tidur"

"Oh ya?" Wanyin menjulurkan kepala nya dari balik punggung JinLing.

Benar saja, si kecil sudah tertidur lelap. Berarti, Xichen dan Wanyin tadi sama saja dengan membawakan cerita sebelum tidur untuk JinLing.

"Yaudah ayo abang sama a-yin tidur. Selamat tidur kesayangan daddy"

Xichen menepuk tangannya dua kali dan lampu kembali padam. Hanya cahaya bulan yang mengintip dari balik tirai serta kesunyian yang menenangkan menemani sepasang suami istri beserta kedua anak mereka saling berpelukan di balik selimut tebal nan nyaman.

Sekian...

.
.

Hewoo, have a nice day everyone! Jangan lupa bahagia yaaa🥰

See you next chapter, semoga chapter kali ini bisa menghibur hari penat kalian.

HuaYin [BL] xicheng✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang