3.5

922 81 0
                                    

Te bangun duluan. Laki-laki kulit tan itu memindahkan kepala Nyuwi ke bantal yang lebih empuk ketimbang otot bisepnya sebelum beranjak dari kasur.

Kemudian mengambil hem bekas semalam dan kunci mobil di nakas. Tidak mungkin pagi ini mereka sarapan es krim dan yogurt. Apalagi semalam habis membabi buta tenderlion. Jadi deh Te mampir ke warung salad langganan Mba Muk.

"Hin, bangun, sarapan abis itu mandi. Jadi ikut, kan?" teriak Te dari dapur.

Dapur ke kamar gak terlalu jauh dan gak ada sekat sama sekali. Sehingga Nyuwi bisa dengar jelas. Hari ini Te ngajak ke rumah.

Nyuwi muncul beberapa saat kemudian. Menarik kursi di depan tempat Te.

"Nih habisin, aku buatin susu dulu" Te beranjak lagi. "Semalam kita numpuk lemak, sekarang waktunya bersihin sisa-sisa" lanjutnya.

Nyawa baru kekumpul separuh disuguhin dedaunan di mangkuk. Gimana bayik gak bingung. Ini ngasih makan manusia apa kambing?

"Buruan makan keburu siang ntar macet" Te menutup percakapan dan bergabung dengan Nyuwi di meja.

Jam satu siang mobil baru keluar parkiran kosan. Beneran ngaret sih ini, paling jam tiga baru sampai.

"Ayo masuk. Maaah, Mamaaah" ajak Te setibanya di halaman rumah.

"TEEEEEE!"

Anak sama ibu mirip banget teriakannya. Kenceng dan nyaring di akhir. Rentangan lebar tangan Mamah Wira menyakup tubuh Te.

"Akhirnya kamu pulang. Kalo sama Jane kamu pasti nurut deh" ujar Mamah Wira.

"Mah, aku pulang karena ada yang mau ketemu sama Mamah"

Astaga, selama perjalanan aja Nyuwi bingung harus ngomong apa pas ketemu mamahnya Te. Sekarang bilangnya dia yang mau ketemu.

Te bergeser ke samping. Seketika Mamah Wira melebarkan mata dan mulut yang yang langsung ditutup tangan.

"NYUWIII" teriak Mamah melompat ke pelukan Nyuwi. "Bunda mana sayang? Kamu sendirian?" tanya Mamah sembari melepas rangkulan.

"Bunda di Jogja" jawabnya singkat tapi bersemangat.

"Hin satu jurusan sama aku, Mah. Dia ngekos deket kampus"

Mamah menepuk pelan pundak Nyuwi. "Kenapa gak bilang, kan bisa tinggal di sini biar rame"

"Tuhkah, aku bilang juga apa. Ngeyel sih dibilangin" timpal Te ngeselin.

Cepika-cepikinya dilanjut nanti. Mamah kelupaan kalo lagi masak di dapur. Akhirnya Te mengajak Nyuwi ke kamar.

"Wuih, keliatan anak teladannya kalo kayak gini" puji Nyuwi pada detetan sertifikat dan medali yang terpajang.

"Itu gak sebanding sama ini" Te mengulurkan sebuah kotak lalu membukanya.

Medali juara renang milik Nyuwi. Nyuwi memandangi beberapa detik sebelum akhirnya Te mengalungkan medali tersebut ke lehernya.

"Medalinya udah balik ke kamu" ujar Te disambut senyum manis oleh Nyuwi.

TOK...TOK...TOK...

Mamah muncul setelah ketukan pintu dari luar. "Bantuin mamah nata meja yuk. Mau ada tamu" katanya sembari melenggang.

Nyuwi melepas medali dan menaruhnya di kotak. Te menyimpannya kembali di rak dan mereka berdua turun bersama.

"Siapa sih tamunya? Gak bisa nanti malam aja datangnya" keluh Te lalu tangannya disenggol Nyuwi.

Trilogy of Us | TayNew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang