Keesokan harinya, Semua berkumpul di kediaman Vihokratana. Te dan Nyuwi duduk bersama di samping Mamah dan Mbak Muk. Sedangkan Jane menemani Mamahnya.
"Saya mewakili keluarga ingin meminta maaf atas kejadian kemarin. Saya pribadi meminta maaf karena telah membantu rencana ini,"
"Sudah saya duga. Jane gak mungkin merusak pernikahannya sendiri—" Tante Jiran memotong kalimat Mbak Muk begitu saja.
"Mah, ini bukan salahnya Mbak Muk. Aku setuju batalin pernikahannya. So...it's okay"
"Ini soal perjanjian, Sayang. Kalo kamu gak jadi nikah sama Te, berarti Tante Wira melanggar janji"
Ya tuhan, kolot sekali pemikiran wanita sebaya dengan Mamah Wira ini. Jane memutar bola mata.
"Mah please, itu udah lama banget. Biarin berlalu, lupain. Gak ada yang bisa maksa perasaan"
Tante Jiran baru membuka mulut namun anaknya duluan berbicara.
"Aku punya alasan buat ini semua. Pertama, aku gak mau sia-siain hidupku buat laki-laki yang hati, mata, pikirannya ada di orang lain" Jane mengedarkan pandangan supaya yang lain ikut menyimak.
"Kedua, karena nikah itu bukan cuma sehari tapi untuk selamanya"
Kalimatnya familiar. Mbak Muk tersenyum kecil kepada Jane.
"Terakhir, aku mau mereka bersama" Jane menunjuk pasangan muda menggunakan sorot matanya.
"Gak ada yang lebih membahagiakan dari dua orang yang saling jatuh cinta akhirnya bersama" sambungnya.
Sebagai penutup, Tante Jiran dan Mamah Wira sepakat tidak lagi membahas perjanjian sialan itu. Meskipun sulit menerima namun pemikiran harus terus terbuka. Kendali yang dipegang oleh Jane sungguh menakjubkan.
Jane dan Mamahnya pulang sesudah perbincangan usai. Menyisakan Mamah Wira dengan Te juga Nyuwi.
"Nyuwi, Mamah mau bicara sama kamu" Mamah berjalan ke pintu kaca.
"Mamah mau ngomong apa sama Hin?" Te menahan lengan Nyuwi supaya berhenti.
Saat itu tatapan Mamah sangat seram mematikan. Te pura-pura tidak getir padahal ketakutan. Tetapi sorot mata Nyuwi lebih membuatnya mundur dan membiarkan mereka pergi ke taman belakang rumah.
Entah apa yang dibicarakan selama 15 menit. Te hanya bisa menebak-nebak dari raut wajah serius Nyuwi saat Mamah memberitahu sesuatu.
"Kalian ngomongin apa?"
"Hah?"
"Mamah ngomong apa sama kamu?" Te mengulang pertanyaannya di dalam mobil.
"Kamu gak dimarahi kan?"
Nyuwi bergeleng "Enggak"
"Terus apa?" dua kali Te menoleh dari jalanan ke kursi penumpang.
"Rahasia antara Mamah sama calon menantunya"
Eh?!
"Maksudnya?" alis Te mengerut ke tengah.
Gara-gara itu Nyuwi tidak berhenti tertawa.
"Mamah mau kita nikah akhir bulan ini"
Apa dia bilang? Nikah? Mamah yang nyuruh? Te mengulang pertanyaan itu di otaknya.
"Bercanda kan" tebak Te tidak mau tertipu.
"Tadi katanya mau tau, Sekarang gak percaya" komentar Nyuwi sambil mendengus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogy of Us | TayNew ✔
Fanfiction(selesai) Trilogy of Us: Tiga bagian kisah cinta kita. Warn; bxb,omegaverse,umpatan,lokal Start: 23/12/20 End: 05/03/21 Re-edit: 2022 * sebelumnya 'matahari yang salah' berubah menjadi 'trilogy of us' © nongrah, 2021 do not copy my stories!