Setiba di rumah semua bergegas istirahat. Tidak ada aktivitas lain selain tidur. Berhubung sudah sangat larut saat sampai di rumah.
Pagi pun tiba. Langit cerah menyambut kepulangan Bunda, Gun dan Off pagi ini.
"Bunda, aku masih kangen"
Pelukan Nyuwi pada Bunda sangat erat dan tidak lepas sejak keluar dari rumah.
"Kamu kan bisa main pas liburan" kata Bunda.
Walaupun Bunda bilang seperti itu Nyuwi tetap sedih karena Bunda hanya sebentar di Jakarta. Setelah yang lain berpamitan, Off mengendarai mobil keluar gerbang lalu berbelok ke jalan raya.
Mamah dan Sasin kembali ke dalam rumah, bersiap untuk kerja. Ketika Nyuwi mengikut, Te menyuruhnya mesuk ke mobil.
"Mau kemana?"
"Udah ikut aja"
Nyuwi nurut. Ia masuk ke mobil. Selama perjalanan terus bertanya kemana Te membawanya. Tapi format jawaban selalu sama. 'Liat aja ntar'
Mereka tiba di parkiran gedung bertingkat setelah berkendara cukup lama. Gedung di depan mata sangat familiar. Nyuwi ingat, ini gedung berkelip 5 blok dari Imperium-gedung pernikahan mereka.
"Ayo" ajak Te sambil menggandeng Nyuwi.
Di lobi, penjaga gedung menyapa. Te berbincang sebentar dengan bapak di pos jaga. Keakraban diantara mereka seperti sudah terjalin lama. Kemudian Te berjalan menuju lift diikuti Nyuwi. Mereka naik ke lantai 5. Begitu lift terbuka perasaan Nyuwi tidak enak.
"Mau ketemu siapa sih?" tanyanya hampir sewot.
Lagi-lagi Te hanya menebar senyum dan berjalan seakan tidak mau kasih tau. Tibalah di salah satu pintu dari deretan selatan. Nyuwi kira Te akan mengetuk pintu ternyata sebuah kartu ditempelkan pada permukaan datar gagang pintu.
Pintu terbuka setelah bunyi 'Pip'. Di dalam sangat gelap, kosong, dan dingin. Nyuwi takut namun Te mengulurkan tangan, mengajaknya masuk bersama.
Dari pintu tadi mereka melewati lorong hingga menemukan ruangan yang lumayan luas dan kosong. Te menekan saklar lampu.
"Tadaaa!" Te merentangkan tangan.
Nyuwi berpikir sejenak. Sambil mengamati tiap sudut ruangan. Tempat ini adalah sebuah apartemen.
"Happy Wedding, Hin. Ini hadiah pernikahan dariku" Te merangkul laki-laki kecil yang sekarang menjadi suaminya.
Kapasitas berpikir Nyuwi mendadak lemot. "Kamu beli apartemen pake duit siapa?"
"Aku gak beli"
Lah?! Terus apartemen ini punya siapa? Apa Te cuma mau nujukin setelah itu ajak patungan buat mereka tinggal nanti. Makin bingung.
"Ayah ngasih properti ini ke aku. Katanya buat jaminan masa depan" kata Te dengan sangat polos.
"Yee...berarti hadiah dari Ayah dong" dengusnya pada Te.
"Tadinya mau aku ganti tapi Ayah bilang gak usah. Yaudah aku simpan uangnya buat tabungan anak kita"
"Anak?"
Tubuh Te terdorong sedikit ke belakang, rangkulannya lepas. Kayaknya Nyuwi gak paham sama arah pembicaraan.
"Kamu gak liat postingan Mamah?"
"Postingan apa?"
Semalam gak ada waktu buat buka ponsel. Badan udah berasa patah semua. Nyuwi langsung tepar begitu liat kasur. Dan paginya bantuin Bunda siap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogy of Us | TayNew ✔
Fiksi Penggemar(selesai) Trilogy of Us: Tiga bagian kisah cinta kita. Warn; bxb,omegaverse,umpatan,lokal Start: 23/12/20 End: 05/03/21 Re-edit: 2022 * sebelumnya 'matahari yang salah' berubah menjadi 'trilogy of us' © nongrah, 2021 do not copy my stories!