3.8

872 84 0
                                    

Sekarang pukul 7 lewat 25 menit. Kelas pertama hari ini mulai pukul 9. Tapi saat ini Nyuwi tergesa mencari baju. Setelah itu asal memasukkan buku ke dalam tas.

Pokoknya sibuk bersiap sampai hampir tersandung kaki sendiri. Aksi kebur-kebutannya itu mendadak berhenti pas suara pin dimasukkan.

"Hin," Te melepas sepatu di dekat rak.

"Hin?" sekali lagi gak ada sautan.

Semua ruangan kosong. Te sudah memeriksa dari area tempat tidur, kamar mandi, dapur sampai balkon. Nyuwi tidak ada.

"Masa udah berangkat" gumam Te seraya berjalan keluar.

Nyuwi buang napas panjang setelah mendengar bunyi klik dari pintu. Sekarang aman, ia bisa keluar dari kolong tempat tidur. Rambut semrawutnya dirapiin dulu baru mengendap ke pintu.

"Tumben banget udah berangkat. Biasanya masih lilitan handuk"

Pintu kamar Kay terbuka lebar memperlihatkan Te sedang berteriak.

Huuhuu, malu-maluin deh. Keluh Nyuwi dalam hati.

Dari lubang intip Nyuwi melihat Te meletakkan ponsel di telinga. Menghubungi nomor yang buat ponsel pemiliknya berdering. Te menoleh ke kamar nomor 12B.

Nyuwi otomatis menunduk sambil merogoh tas, mencari ponselnya yang berdering.

Aduuuuh, Te dengar gak ya.., ujarnya dalam hati.

Nyuwi intip sekali lagi seraya mempertajam pendengaran.

"Gue ke kampus deh. Tau aja Hin udah di sana. Cabut ya"

"Hati-hati, bro" Kay mengacungkan ibu jari.

Karena Te barusan turun, Nyuwi nunggu sekitar 15 menit sebelum keluar dari kamar. Diwaktu yang sama saat Kay membuka pintu.

"Lho, baru mau berangkat?" Kay nunjuk Nyuwi bersama raut bingung.

"I-iya" jawab Nyuwi terbata.

Kay memicingkan mata. Merasa aneh sama sikap Nyuwi. "Kamu gak lagi ngehindar, kan?"

"Ng-ngehindar? Dari siapa?"

"Nyu," tatapan intimidasi langsung mengubah senyum Nyuwi jadi serius.

Masih ada waktu sampai kelas pertama dimulai. Abis papasan di depan kamar, Kay mengajak Nyuwi naik mobilnya. Kebetulan dia harus ambil laporan di kampus sebelum pergi.

"Kamu mau nurutin Tante Wira?" cetus Kay sejak Nyuwi diam saja.

"Harus" jawabannya tegas. "Tante Wira udah baik banget sama Bunda, sama aku"

"Tapi bukannya mereka taunya kalian sahabatan. Enggak perlu sampai ngehindar dong"

Mobil Kay menepi saat papasan dengan kendaraan dari arah berlawanan. Kay noleh menunggu respon. Bibir Nyuwi terbuka tapi tak ada kata-kata yang berani keluar.

"Ngomong aja. Aku gak bakal bilang ke Te" ujar Kay seakan mengerti kegelisahan Nyuwi.

"J-Jane tau kalo aku sama Te" Nyuwi mulai mengumpulkan keberanian.

"Dia yang nyuruh ngehindar?" tanya Kay ketus.

"Enggak," sedetik kemudian berganti jawaban. "Iya. Dia mau kasih tau Tante Wira kalo aku masih deketin Te"

Kay mendesah. Kesal sendiri dengar cerita Nyuwi. Kemarin ibunya sekarang calon mempelai bikin perkara.

"Kamu harus ngomong sama Te. Dia perlu tau"

Trilogy of Us | TayNew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang