Wedding Day

1.4K 93 3
                                    

Rumah bercat kuning sejak pagi tadi sepi sekali. Tidak ada satu orang yang bersiap untuk acara hari ini. Hampir semua penghuni sibuk. Tidak adakah yang ingat hari ini ada apa?

Te pun berkutat dengan laptop sejam yang lalu dan masih melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba suara ketukan menginterupsi fokusnya.

"Semua u-ASTAGA!" Mamah berpindah dari menjulurkan kepala jadi berdiri sambil berkacak pinggang di pintu.

"Kamu udah mandi belum?"

"Belum"

"Yaampun! Udah jam berapa ini?!"

"Dikit lagi, Mah"

Jari panjangnya sibuk mengetik disaat telinga mendengarkan sungutan Mamah.

"Buruan selesaiin. Mobil udah siap belum?"

"Udah" jawab Te sekenanya.

"Yang di gedung?"

"Udah, Mah. Ini kalo ditanya-tanya terus kapan selesainya"

Belum ada 5 menit setelah Mamah pergi, pintu diketuk lagi. Kali ini Bunda. Berbeda dengan Mamah yang hanya bertengger di pintu, Bunda masuk dan menghampiri Te.

"Masih banyak?" tanya Bunda soal kerjaan Te.

"Dikit lagi, Bun. Dikiiiit lagi" Te menggerakkan dua jarinya.

"Bunda ngobrol sebentar, boleh?"

Te mengangguk kemudian mengenyampingkan laptop juga kertas. Menaruh segala perhatian pada Bunda. Sepertinya ini perbincangan serius.

"Nak Te, Bunda mau bilang terima kasih sama kamu karena hadir dihidup Nyuwi, anak Bunda satu-satunya,"

Suara Bunda kedengeran tulus banget berterima kasih pada Te.

"Semenjak insiden itu, Nyuwi jarang interaksi sama orang, jadi anak yang tertutup, termasuk ke Bunda. Sampai khawatir dia dijauhin teman-temannya,"

Kegagalan dalam lomba buat Nyuwi trauma. Bunda sedih saat hal itu menimpa anaknya. Sampai takut Nyuwi jadi anti sosial.

"Tapi setelah ketemu kamu, Nyuwi sering cerita ke Bunda. Gimana harinya di sekolah, pertemanan dia sama Gun yang buat jadi punya banyak teman, sampai suatu hari Bunda kaget dia bicara soal renang. Nyuwi bilang mau renang lagi"

Air muka Bunda berubah menjadi ceria. Te mendengarkan dengan seksama.

"Nyuwi bilang udah gak takut lagi karena ada yang selalu jaga dia, mastiin Nyuwi sampai garis finish. Bunda senang kamu orangnya"

Te nunduk menyembunyikan senyum. Kepalanya tiba-tiba diusap oleh Bunda.

"Bunda selalu berusaha ada buat Nyuwi. Setelah pisah sama ayahnya, Bunda harus kerja. Bunda kurang merhatiin dia sampai itu terjadi"

Suara Bunda agak bergerar, tanda pertahanannya telah runtuh untuk tidak menangis. Te mengulurkan tangan, mengelus pundak Bunda.

"Sekarang giliran kamu. Bunda titip Nyuwi. Jaga dia, sayangin dia, kasih perhatian yang cukup. Jangan buat Nyuwi sedih"

"Gak, Bunda" Te bergelang dan mengambil tangan Bunda.

"Justru sebaliknya. Aku bakal buat Hin bahagia"

Senang dengarnya. Bunda dan Te sama-sama tersenyum.

"Kadang Nyuwi suka gak ngomong kalo ada masalah. Dia milih diam dan nyelesaiin sendiri. Bunda pengen kamu rangkul dia, raih Nyuwi sejauh apapun. Jangan sampai dia pendam sendirian"

Trilogy of Us | TayNew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang