13. Gagal Fokus

3.7K 609 84
                                    

Pas nulis part 12 dalam hati iseng ngomong, 'kalau kurang dari 1 jam komennya tembus 50, aku bakal menghalu part 13' eh kesampaian.. Haha. Ya udah upload lagi.

Tapi makasih banyak ya buat vote dan komennya. Maaf nggak selalu bisa balas semuanya. Dan maaf lagi kayaknya cerita ini banyak bikin emosi🤭

Happy reading!

💦💦💦💦💦💦💦

Malam ini Syifa melaksanakan nadzarnya, dia meminta tolong anak lelakinya untuk menyiapkan makanan, untuk para santri dan untuk kerabat yang akan datang.

Acara ini hanya acara syukuran biasa, tahlil dan doa bersama lalu dilanjut makan. Syifa sangat bersyukur suaminya sudah kembali sehat meskipun masih belum banyak beraktifitas. Seperti malam ini setelah acara doa, Syifa meminta izin pada yang lain untuk membawa suaminya istirahat di kamar.

"Air putih Dek! Air putih, bukan teh!" ucap Kinan dengan lembut ketika Alea salah mengambilkan minum untuk abinya.

"Astaghfirullah, maaf Mbak. Nggak sengaja!" jawab Alea lalu secepat mungkin kembali ke dapur untuk mengambilkan air putih.

Kinan menerima segelas air putih dari Alea dan langsung membawanya masuk ke kamar Sang Mertua. Sedangkan Alea berulang kali memukul kepalanya. Malam ini dia merasa kacau sekali, sering gagal fokus. Tadi aja dia mengambilkan makan untuk Acha malah dikasih sambal, alhasil keponakannya itu nangis kencang.

"Mau tidur di sini lagi atau pulang?"

Pertanyaan Luham mengagetkan Alea yang sedang sendirian di dapur. Dia melihat ekspresi Luham dulu, baru menjawab.

"Kalau di sini lagi, Mas Luham mau nggak?"

"Untuk malam ini kayaknya aku harus pulang, besok ada kunjungan bupati jadi harus bersiap sejak pagi!"

"Aku masih pengin di sini, merawat abi. Boleh?"

Sebenarnya kalau bisa jujur Luham ingin Alea ikut dia pulang malam ini karena besok ada acara keluarga Luham yang bertempat di rumahnya. Tadi sebelum uminya pulang dari sini Sang Umi sudah mewanti-wanti untuk mengajak Alea pulang, karena ada beberapa kerabatnya yang belum kenal Alea.

"Boleh. Tapi besok siang pulang ya! Ada acara keluarga."

"Insyaallah, Mas!"

Dan ketika keduanya ingin melangkah ke ruang tamu tiba-tiba listrik mati dan membuat semuanya gelap. Terdengar tangisan dari beberapa anak yang takut.

"Rrr-" Alea hampir berteriak memanggil Rey tapi untung saja otaknya kembali fokus. Dia membungkam mulutnya lalu meraih sembarangan berharap mendapat lengan Luham.

"Nggak apa-apa, ada aku!" Bukan hanya lengan Luham tapi kini Alea mendapat pelukan dari lelaki itu.

Luham langsung merogoh sakunya untuk mengambil hp agar bisa menyalakan senter, namun belum sampai terlaksana lampu sudah kembali menyala.

Alea masih bungkam di pelukan Luham. Jantungnya berpacu cepat tapi enggan melepaskan pelukannya, takut listrik akan padam lagi. Alea sebenarnya ingin sekali sembuh dari ketakutannya akan gelap ini, tapi trauma masa kecilnya dulu yang membuat dia takut sekali jika mati listrik.

8. Real yang tak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang