19. Bertemu Lalu Bertamu

4K 574 118
                                    

"Mas, ini kenapa kucingku daritadi nggak mau diem ya? Biasanya kalau ribut itu dia minta pasir buat kencing!"

Alea jongkok di depan kandang kucingnya yang ada di pojok kamar, dia terheran sendiri baru kali ini nggak paham maunya Si Kimy. Dan semakin terheran lagi ketika Luham hanya tersenyum dan diam saja, lelaki itu masih duduk di atas sajadahnya selesai ngaji bersama Alea tadi.

"Bapak Luham! Aku nanya lho ini!" geram Alea karena Luham tetap diam.

"Nggak apa-apa, udah diem kan?"

Alea yang masih mengenakan mukena itu langsung meninggalkan kucing kesayangannya dan kembali duduk di dekat Luham.

"Lagi sakit perut kali makanya ribut!" kata Luham

"Mungkin. Kurang minum air putih kali ya, jadi gejala batu ginjal!"

Luham tertawa pelan sambil menepuk kepala Alea, respon singkat istrinya itu selalu  tak terduga dan selalu berhasil menaikkan mood nya.

Alea melepas mukenanya lalu mengganti pakaian yang khusus dia gunakan untuk sholat. Tiba-tiba dia diam dan setelah berganti pakaian langsung mendekati Luham lagi.

"Mas! Kimy lihat sesuatu? Makanya dia ribut?"

"Mana aku tahu, coba tanya sama dia!"

Bukannya menyerah, Alea malah semakin menatap Luham dengan tajam agar lelaki itu terintimidasi, tapi jatuhnya terlihat menggelikan di mata Luham.

Lelaki itu dengan sengaja memajukan wajahnya dan kini jarak mereka sangat dekat. Sedikit lagi hidung mereka bersentuhan.

"Tadi ada yang numpang lewat dekat Kimy! Nggak usah tanya detilnya ya!" bisik Luham.

Gugup dan takut, dua hal yang Alea rasakan saat ini dan langsung membuat dia mundur namun Luham menarik tangannya yang membuat dia terduduk di samping Luham.

Dalam pikiran Alea kini Luham sedang kerasukan, lelaki itu tidak bicara apapun tapi semakin mengikis jarak antara mereka. Saat ini dirinya sudah tidak punya ruang untuk bergerak, Alea memilih memejamkan mata ketika Luham semakin mendekatkan wajahnya dan kini bibir itu menyentuh bibirnya untuk pertama kalinya.

Alea Langsung membuka mata karena terkejut dan kini pandangan mereka terkunci dengan bibir yang juga masih tak berjarak. Tangan Luham menyentuh pundak hingga lehernya. Jantung keduanya berdesir kencang, suhu tubuh tiba-tiba naik hingga membuat Alea mencengkram kuat baju Luham.

Pikiran Alea sudah tidak bisa berjalan lagi, bukan tidak mungkin saat ini akan datang. Dengan sedikit memaksa hatinya, dia mencoba ikhlas lahir batin, Luham suami sahnya dan sangat berhak atas diri Alea.

Maka detik itu juga Alea kembali memejamkan mata, dalam hati memohon pada Allah agar memberinya keikhlasan lahir batin jikalau suaminya ini benar-benar meminta haknya malam ini. Tapi matanya kembali terbuka ketika Luham menarik diri, ekspresinya sulit terbaca oleh Alea.

Luham memegang tangan dan dengan senyum hambar dia berkata, "Maafkan aku Alea!" ucapnya lalu mencium kening Alea dan tanpa menunggu jawaban apapun dia keluar kamar menyisakan Alea yang masih terbengong.

Alea tidak tau apa yang sedang dia alami, kenapa Luham tiba-tiba pergi?

Dia langsung beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu. Di pandangnya bayangan diri di cermin, dia masih bertanya-tanya dalam hati, kenapa? Ada apa?

Entah disebut apa perasaanya saat ini, tanpa dia sadari cairan bening keluar dari matanya bergabung bersama butiran air bekas wudhu. Luham tidak melakukan kesalahan apapun tapi anehnya Alea merasa ada yang mengusik hatinya.

8. Real yang tak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang