17. Uji Nyali

4.5K 574 98
                                    

Izinkan author membayar kegabutan tadi sore yang membuat pasukan Rey bergejolak 🤭

Selamat membaca, semoga mimpi indah.
Mohon maaf lahir dan batin
😬😬

💦💦💦💦💦💦








Apa makna sebuah proses?

Menurut Luham proses itu adalah sesuatu yang sering tidak disadari kapan awal mulai nya. Proses membentuk kita menjadi kuat dan tahan banting. Proses baru bisa diceritakan ketika kita sudah mencapai akhir, tapi sering kali proses itu tidak pernah ada akhirnya.

Ikhlas misalnya. Rasanya proses belajar ikhlas itu tidak akan pernah ada akhrinya. Sabar juga sama, orang bilang sabar itu ada batasnya. Menurut Luham bukan sabar yang ada batasnya, tapi keimanan kita yang tak mampu menerima kebesaran pahala sabar.

Seperti yang dia alami sekarang, tidak jelas kapan dia mulai berproses menjadi suami yang baik, tapi sekarang ini dia sedang menikmati proses menjadi suami yang baik untuk Alea. Meskipun tahapannya berjalan pelan. Sangat pelan.

Dia tetap bersyukur meskipun tahapannya baru sebatas tidak ada guling lagi diantara mereka.

Saat ini Alea tengah antusias bertanya tentang kelebihan Luham. Lelaki itu malah heran sendiri, Alea penakut tapi anehnya kalau dengar cerita horor seneng banget.

"Yang waktu itu Mas Luham ngapain aja, duel gitu sama makhluk halusnya?"

"Iya, tendang-tendangan. Adu jotos juga, makhluk itu berhasil nonjok kepalaku!"

"Terus Mas Luham tonjok balik nggak kepalanya?"

Alea kini sampai duduk karena saking antusiasnya mendengar cerita Luham. Sedangkan Luham mati-matian menahan tawa melihat tingkah Alea, dia menarik satu tangannya untuk jadi bantal kepala lalu melanjutkan ceritanya.

"Nggak bisa, Al!"

"Yaah! Kenapa? Kan mantep kalau bisa nonjok kepalanya!"

Alea semakin menggebu-nggebu, seakan dia sendiri yang ingin berhadapan dengan makhluk itu dan memukul kepalanya.

"Ya mana bisa ditonjok orang kepalanya nggak ada!"

Mendadak Alea diam dan menatap Luham tak percaya. Wajahnya tiba-tiba berubah tegang. "Oh, begitu ya?" tanyanya pelan dan langsung mengambil posisi di samping Luham, menarik selimut hingga menutupi sebagian besar tubuhnya.

"Beneran, Mas?" tanyanya lagi.

Luham sudah tidak kuat bersandiwara, tawanya akhirnya pecah juga, "Nggak, Al. Jangan berimajinasi terlalu liar." jawabnya masih dengan tawa.

Alea menatap kesal ke Luham, mau marah tapi takut kalau ditinggal nanti dia sendiri. Lelaki itu langsung minta maaf.

"Nggak sampai baku hantam juga, kita cuma ngobrol biasa sama yang punya rumah terus tanya apa jenis gangguannya gitu. Habis itu kita bantu bentengi agar nggak ganggu lagi, kalau mau dipindah tempat susah, soalnya setelah aku lihat makhluk itu sengaja dipelihara sama penghuni sebelumnya."

"maksudnya gimana Mas?"

"Ya setelah kita baca-bacain doa, mohon petunjuk sama Allah akhirnya kita tahu hal itu, jadi dulu simbahnya temenku itu suka klenik, orang jaman dulu kan suka punya kekuatan supranatural, nah makhluk-makhluk itu sengaja dipelihara oleh simbahnya yang udah meninggal sebagai kekuatan, mungkin karena udah nggak pernah ada ritual untuk mereka lagi sejak simbahnya meninggal, akhirnya usilah mereka sama yang menempati rumah sekarang."

8. Real yang tak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang