29. Camping 2.

1.4K 124 13
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading 🌻

Elang mengeliat dari tidurnya, ia melihat sekelilingnya. Elang menggeleng singkat melihat wajah pulas teman-temannya, awan masih terlihat gelap, ia membuka gawainya. Dilihat jam masih menunjukkan pukul 04:00 pagi hari, dihitung hanya dua jam Elang tertidur. Udara masih sangat dingin, kalau Elang keluar tenda sekarang.

Ia memutuskan untuk bermain game online sebentar. Elang sengaja memfull kan volume hp nya, agar yang lain merasa terganggu. Dan benar saja satu-persatu mereka langsung menujukan gerakan tak nyaman ditidurnya.

"Bang pelanin napa!" racau Ronald dengan mata terpejam.

Elang tentu saja mengabaikannya. Ia hanya fokus pada game di genggaman tangannya.

"Elang pelanin volume hp lo!" ucap Abdi tak santai. Yang tentu saja masih Elang hiraukan.

"Tai lo Lang ah!" Aldo bangkit dari tidurnya, dan mengucek pelan mata sambil menguap.

"Bangun 'kan lo." Elang terkekeh melihat wajah Aldo.

Aldo menatap sekilas Elang dengan sengit. "Awas lo Lang!"

Marvel merenggangkan ototnya, ia ikut terbangun. "Bang Elang nggak ngenaikin orang tidur."

"Bangun dari pagi, biar sehat," ucap Elang tanpa menoleh.

"Tapi ini masih pagi banget Lang! Nanti siang kita ngantuk elah," keluh Aldo.

"Tidur," ucap Elang singkat. Aldo yang mendengarnya hanya mendengus kesal.

Sepuluh menit kemudian, semua sudah terbangun. Mereka memainkan gawainya masing-masing.

"Semalem gue denger suara ayam berkokok, pertanda apa yang Bang?" tanya Ronald memulai percakapan.

"Lah? Kok ada ayam tengah hutan?" tanya Marvel.

"Mana gue tahu," jawab Ronald. "Nggak ada yang tahu ada pertanda apa?"

"Harusnya lo bersyukur," ujar Elang.

"Emang kenapa Lang?" tanya Ricko.

"Iya, emang kenapa? Mau dapet jodoh gitu?" tanya Aldo sembari terkekeh.

"Lo nggak budek!" sambung Lingga.

Elang sedikit tersenyum mendengar jawaban Lingga.

Mereka semua diam, mencerna ucapan Lingga, kalau dipikir-pikir ya benar juga. Tapi sedetik kemudian senyum Abdi terukir.

"Tuh 'kan! Gue khawatir deh sama Elang juga Lingga! Semenjak Elang minep, mereka makin kompak! Apa bener kalian nge-gay?!" tanya Abdi heboh.

Plak!

Elang melempar bungkus rokok yang masih penuh, tepat mengenai wajah Abdi. Hal itu membuat sang empu meringis kesakitan.

"Astaga," guman mereka.

"Tega banget si," dengus Abdi.

"Makanya gausah ngaco!" tajam Lingga.

"Becanda! Baperan lo!" ketus Abdi sambil memalingkan wajahnya.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang