46. Raden.

1.1K 114 19
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading 🌻

"Ini sepupu lo?" tanya Abdi.

"Hm," jawab Elang. Matanya meneliti sepupunya, yang sedang tercengir seperti orang bodoh.

"Kok beda?" celetuk Nabila, yang ikut di boncengi Aldo.

"Dia dapet mungut," jawab Elang asal.

"Sembarang lo!" sambarnya cepat, ia tak terima, sudah jelas nama belakangnya saja ada Sanjaya. Iya keluarga kaya, dan dengan enteng sepupunya bilang kalau ia hasil mungut.

"Apa?" tanya Elang.

"Udah gue males ribut, cepat gue maau pulang, tidur," jawabnya.

"Lo pada mau kerumah gue?" tanya Elang.

"Gue ngikut," ujar Abdi.

"Oke gas," ucap Aldo.

"Lo ikut?" tanya Elang pada Dinan.

"Nggak, pulang aja," jawab Dinan.

"Yaudah gue sama Aldo, anterin Dinan sama Nabila." Elang memberitahu. "Kalian duluan aja."

Raden melirik Dinan, ia bersiul genit. "Wah, jauh lebih wow ya Lang."

"Ngeliatin apa lo?" tanya Elang galak.

Raden memonyongkan bibirnya, seperti ibuk-ibuk yang sedang menghibah. "Nggak Lang, gue nggak minat, terlalu kalem. Punya gue yang disana lebih galak, manteb pokonya."

"Stres," guman Nabila.

"Udah nggak usah diladenin. Nggak kelar nanti," ucap Aldo.

"Apaan, gausah sok kenal. Iyuhh," ujar Raden pura-pura geli.

"Ini kapan ke Rumahnya?" tanya Ricko jengah.

"Temen lo banyak cincong," jawab Raden.

Lingga yang tak mau ribet, langsung mengegas motornya, pergi lebih dulu.

"Kaku amat tu bocah," guman Raden.

"Udah berangkat!"

***

"Gue pulang, dulu," ucap Elang pada Dinan.

"Iya, hati-hati," jawab Dinan.

"Udah kali, kaya apa aja!" sindir Aldo.

"Tau! Kaya udah mau pergi perang aja, pake hati-hati. Sekali-kali, ginjal-ginjal." Nabila menyetujui ucapan Aldo.

Mereka berdua ikut, karena tadi Nabila mengucapkan kalau ia ingin ke Rumah Dinan juga.

"Yaudah masuk, ganti baju." Elang menepuk beberapa kali puncak kepala Dinan.

Dinan menyunggingkan senyum, dan mengangguk.

"Anjing, dikacangin!" umpat Aldo.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang