20. Yang sebenarnya.

1.6K 151 11
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading 🌻

Jika terus saja mencari yang terbaik, tidak akan pernah berhenti. Karena akan ada yang lebih, dari yang paling baik.

Kelima motor besar itu sudah terparkir cantik di parkiran sekolah. Pemiliknya sudah meninggal 'kanya. Bukan ke kelas, melainkan gudang belakang sekolah.

"Kita mau ngapain sih Lang?" tanya Aldo.

"Diem dulu." Abdi yang menjawab.

"Ko, buka!" perintah Elang kepada Ricko, yang diangguki oleh nya.

Ricko memutar knop pintu gudang. "Masuk."

"Kalian mau ngap-"

Bruk!

Belum sempat Aldo menyelesaikan ucapannya, Elang sudah mendorong tubuh nya, hingga membentur tembok gudang.

"Lo jujur! Kemana lo semalem?!" Elang berbica to the poin.

"Apaan sih Lang!" Aldo bangkit, dan menepuk-nepuk celana nya yang sedikit kotor.

"Jawab! Gue gak mau basa-basi!" tajam Elang.

Yang lainnya hanya diam, tak ada yang angkat bicara.

"Gue?" tujuk Aldo. "Dirumah lah!"

"Gausah bohong! Lo ada masalah apa, sampe pulang sekolah gak kerumah?!" bentak Elang.

"Bohong apaan sih?!" risih Aldo.

"Lo udah dua malem begini, kalo lo ada masalah bilang!"

"Lo gak biasanya gini!" akhirnya Abdi ikut bicara.

"Gue di rumah. Lo pada gak percaya amat sih?!" keukeh Aldo.

"Kenapa lo gak nimbrung di grup?" tanya Ricko.

Aldo nampak bingung. "Emm, hp gue lowbat."

"Sampe pagi?" lanjut Lingga.

Aldo kehabisan kata-kata. "I-iya."

Elang mengeraskan rahangnya, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. "Baca."

Mata Aldo membulat. Melihat chat Elang, bersama Lisya.

"Masih mau bohong?" tanya Elang.

Aldo meneguk Saliva nya susah payah. "Lisya bohong!"

Bugh!

Elang meninju pipi Aldo. "Gue cuma mau lo jujur! Buat apa lo temenan sama kita, kalo lo masih mau nanggung masalah sendiri! Tanpa mau berbagi!"

Aldo meyentak kasar tangan Elang. "Lang! Gak semua masalah gue harus lo semua tahu! Gue juga harus punya Privasi!"

Elang menatap tajam Aldo. "Kenapa? Bukanya selama ini lo selalu terbuka! Kita gak pernah ada rahasia!"

Hening.

Hingga suara bell, memecah keheningan. Elang mengehela nafasnya panjang, dan pergi duluan meninggal keempat sahabatnya. Tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya, tapi juga mengepal disana.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang