25. Terungkap.

1.4K 137 20
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading 🌻

Memaksakan untuk terus bersamanya, adalah cara bunuh diri paling manis.

Elang dan keempat temannya, saat ini sedang duduk diwarung Mpok Tuti. Setelah pulang sekolah, mereka sama-sama memutuskan untuk bermain dan akan pulang setelah nya.

Elang, membuang asal putung rokoknya, dan langsung menyambar air mineral yang ada dimeja.

"Jangan asal buang Lang! Kebakar ini warung nanti," kekeh Abdi.

Elang hanya melirik sekilas, dan menganggkat bahu nya acuh.

"Gue laper, mau makan ah." Aldo beranjak berdiri, dan memesan mie instan.

"Woi! Lo pada curiga gak sih?" tanya Abdi tiba-tiba.

"Curiga apa?" tanya Elang.

"Ya, curiga gitu masa Rio gampang banget minta balasan nya," ujar Abdi.

"Balasan gimana sih?" tanya Ricko, yang dari tadi diam.

"Gini! dia udah kehilangan nyawa temennya, dan masalah dianggep selesai. Cuma minta buat kita jauhin satu cewek? Masuk akal?" tanya Abdi.

Mereka diam.

"Nyawa woi!" seru Abdi.

"Iya sih." Ricko manggut-manggut.

"Dan kalo bener-bener dia minta kita tanggung jawab. Kenapa dia gak begitu marah, ke kita? Bahkan ngehajar pun enggak." Abdi kembali bersuara.

"Kita bakal usut," ucap Elang.

"Menurut gue, lebih baik lebih cepat, kita ngusutnya. Takut-takut kalo dia bakal minta yang aneh dan gak masuk akal," ucap Ricko.

"Gue setuju," tutur Abdi.

"Besok, kita gausah sekolah. Kita ke markas Rio," tukas Elang.

Aldo yang dari tadi mendengar dari kejauhan, langsung menghampiri mereka. Dengan satu piring, mie goreng instan.

"Apa jangan-jangan temen Rio itu gak wafat?" tanya Aldo.

Elang mendongak menatap Aldo.

"Enggak! Temen Rio, itu beneran meninggal. Marvel, nyaksiin sendiri kalo Rio sama temen geng nya kemaren pada kumpul, dan banyak yang nangis. Bahkan dia dikubur dikuburan Rumah Sakit," bantah Ricko.

"Tap-"

Ucapan Aldo terhenti, saat melihat Lingga yang sedari awal menyimak obrolan mereka, bangkit dan menyambar kunci motor.

"Mau kemana lo?" tanya Elang.

"Gue mau ke Rumah Sakit, mau nganterin Oma kontrol," jawab Lingga.

"Perlu kami temenin?" tanya Elang.

"Gausah Lang," jawab Lingga.

"Wih, ikut dong. Oma lo 'kan, baik sama kita." Aldo berujar riang.

"Gak!" ketus Lingga, dan pergi dari warung mpok Tuti, menggunakan motornya.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang