50. bucin

1.1K 105 24
                                    

Assalamualaikum 🌻

Happy reading

Elang melepaskan helm full face miliknya, dan turun dari atas motor, ia melirik pintu markas yang tertutup, tapi didepan motor milik anggota The Riders King inti berbaris.

Perlahan tapi pasti ia memutar kenop pintu. Melihat mereka yang sedang bermain hp, Elang duduk disampingn Lingga.

Elang melirik aktivitas Lingga yang sedari tadi mebuka tutup room chat, dahi Elang menyerit, melihat nama perempuan yang berada paling atas, diaplikasi WhatsApp. Dapat ia lihat wajah Lingga, menjadi lebih kusut dari sebelumnya, ternyata Ara hanya meng-read pesannya.

"Ngeliatin apa lo?" tanya Lingga pelan.

Elang mendongak. "Mampos lo ngga, sekarang gantian lo yang ngejer," kekeh Elang, membuat Abdi dan lainnya mendongak.

"Ngejer siapa?" tanya Abdi kepo.

Elang hendak berbicara, tapi Lingga menginjak kakinya, membuat Elang meringis, lalu tertawa.

"Oh, gue paham! Anying, Ara mengcape," serobot Aldo.

"Paan sih," sinis Lingga.

"Makanya Ngga, jangan sok jual mahal," kekeh Abdi.

"Gausa ikut campur," jawab Lingga.

"Kami gini juga karena peduli," ucap Ricko.

"Apa peduli kalian?" tanya Lingga.

"Kami bisa bantuin lo." Elang berbicara membuat Lingga terdiam. "Buat Ara balik ke lo misalnya."

Lingga menatap serius mereka secara bergantian, membuat dahi mereka kompak mengerut.

"Besok gue butuh bantuan kalian."

***

Dinan keluar dari perpustakaan, dengan buku catatan miliknya. Baru saja ingin melangkah, ia merasa ada yang menahannya. Sedikit menoleh kearah belakang, dan ia tahu siapa yang mencegahnya.

"Kenapa?" tanya Dinan to the poin.

"Ikut gue bentar, mau?" tanya Abdi.

"Ke mana?" tanya Dinan, tak mengerti.

"Udah ikut aja, ada Elang tenang," ajak Abdi sambil meyakinkan.

"Gue laper, nggak mau ah," jawab Dinan.

"Ck! Nanti Elang marah, udah ayo!" desak Abdi.

"Gak!" balas Dinan.

"Nanti gue beliin makanan sepuas lo, tapi dibawah lima ribu," cengir Abdi.

"Gue bilang Caren!" ancam Dinan.

"Baperan, udah ayo!" akhirnya Abdi menarik paksa tangan Dinan, untuk ikut dengannya.

***

Dinan mengusap tangannya, dengan muka cemberut. Ia menatap tajam Abdi, yang sedang duduk disamping Aldo.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang