40. rencana.

1.2K 126 43
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading 🌻

Hari berikutnya, Dinan sudah merasa cukup lega, karena Ara sudah masuk sekolah. Yah walau sebenarnya dia sudah berteman baik dengan Nabila, Dinan mengetahui fakta walau Nabila orangnya yang ceplas-ceplos tetapi asik tidak baperan.

Tetapi Dinan merasa ganjal, sejak kejadian dipinggir lapangan kemarin. Elang ternyata perlahan menjauhi dirinya.

Elang yang biasanya melihat Dinan akan menyapa, kali ini berbeda Elang hanya diam.

"Apa ini salah gue? Enggak lah! Gak mungkin," ujar Dinan bermolong.

"Tapi gaenak rasanya kalo Elang gini, perasaan hati gue sama mulut gue kadang gak sinkron!" ucapnya nada kesal.

"Padahal Elang cuma mau lindungin gue, nginget kalo gue sama Nabila itu musuh dulu."

Ucapan Dinan dari awal hingga akhir, semua didengar oleh Nabila.

Pagi ini Dinan menemani Nabila berganti baju olahraga. Karena kelas mereka berbeda, jadi hanya Nabila saja.

Ara sedang dikelas, menemui Mira dan juga Caren. Entah apa yang akan Ara ucapakan kepada kedua temannya itu. Dinan tak mau ambil pusing.

Nabila menarik tangan Dinan secara tiba-tiba, membuat Dinan terlonjak kaget.

"Nabila! Apa-apaan sih?" tanya Dinan.

"Gue denger semua," jawab Nabila tersenyum miring.

Dinan gegelapan. "Y-ya t-terus, lo mau ngapain?"

"Sekarang gue mau  temui dia sama lo," jawab Nabila.

"Gak!" tolak Dinan spontan.

"Gausah egois, lo udah gede. Mau sampe kapan?" tanya Nabila seperti menasehati anak kecil.

Dinan hanya diam.

"Bil, memang saat ini gue masih kepikiran dia, tapi perlahan gue bisa lupain dia kok," yakin Dinan.

Nabila menaikan sebelah alisnya, ia menatap datar Dinan, lalu ia berkacak pinggang. "Gue penasaran deh, masalah apa sih sampe lo yakin mau jauhin Elang?"

"Sakit gaharus dipukul, sakit juga gaharus deman dan juga lainya. Sakit bisa kita rasain sama ucapan seseorang, yang terlanjut nyakitin, apalagi ini soal hati." Dinan lalu berjalan meninggalkan Nabila, yang terdiam. "Istirahat gue samperin."

***

Bell berbunyi tanda pelajaran pertama akan segera berlangsung. Sesampainya Dinan dikelas, ia melihat Ara, Mira, dan Caren sedang beradu mulut. Dinan memperhatikan terlebih dahulu.

"Lo berdua kenapa sih? Kenapa selama gue nggak sekolah lo jauhin Dinan, dia buat salah sama lo berdua?" tanya Ara.

"Satu sekolah juga tau Ra, apa salah dia," jawab Mira.

"Udah punya bukti kuat lo?" tanya Ara.

"Udah deh Ra, lo ngapain si, mendingan lo sama kami, dia juga udah punya temen," ujar Caren.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang