Kill Each Other
Selamat membaca!
5 Helikopter Sikorsky CH-53K King Stallion dengan maksimum kecepatan 170 knot sudah berjajar rapih dengan pilot yang tengah berdiri didepan masing-masing Helikopter.
Jungkook melihat jam tanganya, dimaba jejak Jiyeon masih tepat berada di pulau kecil. Jungkook harap Jiyeon tidak akan kenapa-kenapa. Sebenarnya, penyerangan ini cukup beresiko jika Jiyeon berada disana. Satu rudal melesat tak sesuai perhitungan, nyawa Jiyeon yang akan menjadi taruhannya.
Jiyong sendiri sudah menurunkan 40.000 anggota Yakuza untuk mengelilingi pulau itu. Ada yang diperintahkan bersembunyi dibawah air, disebrang pulau, dan ada pula yang bersembunyi dengan menyamar sebagai anggota Yardies.
Selain Jiyong yang memiliki sifat licik, Jungkook tentu saja menjunjung tinggi nilai kepintaran logikanya. masing-masing anggota yang turun ke pulau kecil, Jungkook sudah memastikan bahwa mereka menggunakan Motor Intercom.
"Bagaimana, kau sudah siap menjemput tuan putrinya?" Jiyong terkekeh geli, mereka ingin bermain dengan darah bukan ingin tebar pesona. Tapi pakaian mereka seperti ingin melamar seorang gadis.
Jungkook menatap lekat-lekat wajah Jiyong." Apalagi yang kita tunggu?" ucap Jungkook datar tanpa ekspresi sedikit pun. Sedangkan Jiyong menyengir tak berdosa.
"Kau tidak akan menang, jika kau tidak pernag memulai." bisik Jiyong di telinga Jungkook.
Jiyong berjalan dengan santai menuju salah satu helikopter dengan kedua tangan di masukan ke saku celana,sedangkan Jungkook berjalan dan menepatkan posisi duduknya tepat di sebelah Jiyong.
"Jungkook kecilku sangat mencintai kekasihnya." Ujar Jiyong pelan, namun dapat di dengar oleh Jungkook dengan jelas.
"Sekali lagi kau bilang seperti itu, aku pastikan jantungmu menjadi sarapan untuk Pitrus." dengus Jungkook menatap wajah Jiyong menjengkelkan, sedangkan Jiyong hanya terkekeh geli.
"Tiga menit dari sekarang." Jiyong berbicara spontan dengan pandangan yang masih fokus menatap pulau itu.
Dan akhirnya, helikopter landing tepat disebrang pulau Yardies, julukan hutan kematian yang siapapun musuh Yardies akan mati secara konyol di dalam bangunan tua.
Jungkook dan Jiyong turun dengan gagahnya, setelah helikopter mendarat, dan empat helikopter lainnya masih berada diudara mengelilingi pulau Yardies untuk serangan udara.
"Kita mulai dari menyabotase alat sadap Zico dan Leo." Jungkook mengeluarkan mini Talkie dari kantong jasnya.
Jiyong merampas Talkie itu dengan mata melotot." Talkie berlogo akar pohon, bagaimana kau mendapatkannya?!"
Jungkook tersenyum remeh." Kau lupa, Leo mantan tangan kananku? Dan bodohnya dia meninggalkan barang penting ini didalam laci."
Jiyong menepuk bahu Jungkook bangga." Hasil didikan aku!" pamer Jiyong memperkenalkan Jungkook anak kepada pilot yang tengah duduk di undakan tangga helikopter.
Jungkook menekan tombol Talkie itu."Ada apa Zico! Kau menganggu tidurku." bentak seseorang, dari suaranya Jungkook yakin itu adalah Leo, pemimpin Yardies.
Jungkook menjauhkan Talkir sesaat, berdehem sebentar untuk menyamarkan suara." Jiyong tengah mengatur strategi untuk menghancurkan markas Yardies. Kau ingin turun tangan sendiri atau menyuruh anak buahmu yang tak berguna itu?"
Jiyong hampir saja memekik takjub jika Jungkook tak lebih dulu membungkam mulut si tua bangka sialan itu dengan tangan satunya.
"Benarkah? Brengsek! Anaknya cari masalah, ayahnya ikut-ikutan." ujar Leo yang membuat Jungkook menyerngitkan dahinya.
"Dimana posisimu sekarang?!" tanya Leo membuat Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Tepat didepan markas Yakuza."
"Baiklah, lima belas menit dari sekarang aku akan tiba." panggilan Leo akhiri membuat Jungkook dan Jiyong saling memikirkan perkataan yang cukup mengganjal.
"Sabotase selesai. Selanjutnya, kerahkan pasukanmu untuk mendekat secara perlahan."
Jiyong mengangguk paham, ia mendekatkan jam tangannya untuk mendekat tepat di depan bibirnya.
"Semuanya,mendekat secara perlahan." perintah Jiyong melalui jam tangan yang dapat berkomunikasi dengan anak buahnya.
"Kita hancurkan sisi depan, tepat dibelakang pulau sudah ada bom yang terpasang didalam pasir pantai. Kemungkinan saat mereka tak sengaja menginjak, badan mereka akan hancur." ujar Jiyong, ia juga sudah menyebar beberapa bom di belakang pulau.
Jungkook dan Jiyong saling memandang satu sama lain, entah ada beberapa pertumpahan darah kali ini, karena ini tepat yang ke seratus kalinya Yakuza perang membuat Jungkook yakin bahwa Jiyong tidak akan mudah dikalahkan.
